mesin-mesin yang berdentang di sekelilingnya.
"Apa anak saya akan baik-baik saja, Dok?" tanya Alex dengan suara bergetar. la merasa ada perasaan
yang asing sedang terjadi di dalam dirinya. la tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi.
Dokter menatapnya dengan wajah penuh simpati. "Kondisinya sangat kritis, Pak Alex. Kami akan
berusaha semaksimal mungkin, tapi ini saat-saat yang genting. Doakan yang terbaik."
Alex duduk di kursi di samping ranjang Alister, menggenggam tangan kecil anaknya yang dingin dan
menatap muka pucat anaknya. Untuk kedua kalinya dalam hidupnya, ia merasa benar-benar takut.
Bukan takut kehilangan bisnis atau kekayaannya, tetapi ia takut akan merasakan kembali kehilangan
orang yang benar-benar berharga dalam hidupnya.
"Ister.. Ayah minta maaf..." bisiknya dengan suara parau dan bergetar. "Ayah selalu sibuk. Ayah
selalu berjanji akan ada waktu buat kita, tapi Ayah terlalu buta untuk melihat bahwa waktu itu