Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Book

Arah Cahaya Part 8 (Jodoh Akan Indah Pada Waktunya)

12 Agustus 2023   19:18 Diperbarui: 7 September 2023   16:35 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggih," jawab angguk Cahaya sambil tersenyum malu.

"Wis yo, Assalamualaikum," pamit Jamilah.

"Walaikum salam," jawab Kayani sambil meng-gembok pintu gerbang rumah tua itu.

"Rumah juraganku tidak jauh, jalan kaki saja," ajak Jamilah kepada Cahaya.

Cahaya pun mengangguk, mengiyakan ajakan Jamilah. Setelah berjalan ke arah barat lurus di pinggir jalan raya besar sekitar satu kilo, Jamilah dan Cahaya belok kanan masuk gang. Hanya jarak empat rumah dari gang, sampailah mereka ke rumah yang dituju, yakni rumah majikan Jamilah. "Ini rumahnya. Kamu pencet belnya," suruh Jamilah kepada Cahaya karena bel rumah itu berada tepat di depan Cahaya.

                Sambil memperhatikan rumah besar dan asri yang penuh bunga dan pohom palem besar serta rerumputan hijau yang terawat dengan pagar tembok pendek, Cahaya kembali memencet tombol bel hingga tiga kali. Tampak wanita keturunan arab berambut panjang terurai yang sangat cantik, keluar dari rumah besar tersebut. "Sampeyan ta yuk? Ayo masuk," ajak ibu muda tersebut dengan ramah sambil membuka kunci gembok pagar dan mengajak tamunya masuk.

"Iya Da," jawab Jamilah sambil tersenyum. Cahaya pun mengikutinya di belakang.

                Saat masuk ruang tamu, seperti ada yang mengganggu pikiran Cahaya. Ia melihat seorang pemuda keturunan Arab yang sangat tampan tampak tersenyum tanpa henti di ruang tamu sebelah selatan rumah tersebut dengan asyiknya. Sedangkan Cahaya dan Jamilah duduk di ruang tamu sebelah utara. Ruang tamu rumah berlantai dua itu memang sangat luas. Di bagian kiri dan kanan pintu adalah ruang tamu beserta sofa yang sangat bagus tanpa sekat tembok atau yang lainnya.

                "Duduk dulu, tak ambilkan es sirup," suruh Rosidah, majikan Jamilah yang sepertinya sudah seperti keluarga sendiri bagi Jamilah. Sebelum bekerja di rumah Rosidah, Jamilah memang sudah bekerja bertahun-tahun di rumah orang tua Rosidah. Seteleh menikah, Jamilah bekerja sebagai pembantu di rumah Rosidah.

                "Sebentar tak ambilkan minum," kata Rosidah Sambil berjalan ke dapur.

Saat Rosidah, Majikan Jamilah ke dapur, Cahaya bertanya kepada Jamilah. "Mbak Jamilah, itu kok ada cowok senyum-senyum dari tadi siapa?" tanya Cahaya penasaran kepada Jamilah dengan suara pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun