***
Esok hari, hampir di waktu yang sama, di tempat yang sama, mereka bertemu kembali. Awalnya Cater berencana melakukan rutinitasnya di siang hari, yaitu tidur. Namun saat ia sampai di lahan itu, Cater melihat Siruva sudah terduduk melamun. Pakaiannya masih sama seperti kemarin.
"Hei," kata Cater. Namun Siruva masih melamun. Cater mengangkat satu alisnya, lalu ia menepuk pundak kecilnya.
Siruva tersentak, "Apa?"
"Harusnya aku yang tanya. Melamun?"
"Tidak apa-apa..." katanya datar.
Cater ikut duduk di samping Siruva, bermaksud mendengarkan jika peri itu mengatakan sesuatu. Satu menit, dua menit, tidak ada yang berbicara.
Siruva akhirnya memecah keheningan. "Kau percaya kalau aku adalah seorang peri?"
"Tidak juga. Tapi setelah aku melihat penampakan kakimu kemarin, aku jadi lebih sedikit percaya. Aku ini orang yang rasional, tidak percaya akan hal gaib. Yah, mungkin makhluk seperti dirimu memang ada..." ungkapnya.
Siruva menarik napas. "Aku ini... peri perhutanan, mengawasi kehidupan makhluk hidup berupa tumbuhan."
"Maksudmu menteri perhutanan?" tampak jelas sebuah tanda tanya besar ada di raut wajah Cater.