"Apa maksudmu? Aku memang bisa melihatmu, kan?" kedua alis remaja itu bertautan, bingung, "Kecuali kalau kau adalah han-"
Kedua mata menyusuri bagian bawah anak itu, hendak melihat kakinya. Kakinya... tidak... ada?
Bola mata melebar, "HANTU!!!"
Plak!
Sebuah tamparan mendarat di pipi remaja itu.
"Aku bukan hantu!!" katanya.
"Aduh, sakit!" seketika tangannya mengelus pipinya. "Kakimu tidak ada!"
"Kalau aku hantu berarti aku tidak bisa menyentuhmu, kan?"
"Benar juga..." otaknya dipaksa berpikir, "Tapi kedua kakimu tidak ada!!"
"Aku seorang peri!"
"Hah!? Jangan mengada-ada!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!