"Memang benar!"
Remaja itu terdiam sebentar. Dia bukan hantu, tapi kakinya tidak ada. Hantu tidak bisa menyentuh, kan? Tapi tamparan tadi rasanya sakit. Jadi, sebenarnya makhluk apa anak yang satu ini?
"Kau... benar-benar seorang peri?"
"Benar," jawab anak itu singkat.
"Apa kau bisa membuktikannya padaku?"
Anak yang mengaku seorang peri itu tersenyum, seperti orang besar kepala, "Oh, itu mudah."
Anak itu berdiri. Apa benar berdiri? Ia tidak mempunyai kaki. Tapi postur tubuhnya seperti orang berdiri.
"Lihat kakiku baik-baik."
Remaja itu menatap bagian di mana sepasang kaki berada seharusnya, ia mengangkat satu alisnya. "Tapi, kan, kau tidak punya kaki," katanya polos.
"Diam!" hampir saja anak itu menamparnya lagi.
Ia menarik napas panjang, kedua matanya tertutup. Perlahan-lahan, sepasang kaki terlihat di mana tempat seharusnya berada. Anak itu masih menutup matanya hingga kedua kakinya benar-benar terlihat.