"Siapa menurutmu yang harus pergi, Kak?", tanya Manendra
"Ketika Daan menginjak permata terakhir dan meminta untuk membawanya ke orang yang dapat membantu dia, permata tersebut mengirim Daan ke Kaia. Menurutku Kaia yang harus pergi.", ucap Ganeeta dengan bijak.
"Aku setuju dengan Ganeeta. Mungkin permata itu mencoba untuk menunjukkan sesuatu.", ujar Nakula dengan pasti.
"Aku? Apakah kamu yakin, Kak Ganeeta?", tanyaku dengan heran.
"Sangat yakin! Yuk kita mulai bersiap. Nanti malam pukul 00.00 Kaia harus berangkat.", ujar Ganeeta dengan semangat.
Base Camp, Kepulauan Natuna, SEKTOR 1.
Pukul 00.00, 17 Agustus 2020.
Jam demi jam kami habiskan untuk mempersiapkan perjalananku dan Daan ke tahun 1945. Aku tidak menyangka aku akan sesemangat ini. Aku penasaran dengan negeriku dahulu kala sebelum semua perpecahan ini. Sebelum waktuku untuk pergi, kami semua berpamitan.
"Jaga diri, Kai! Kamu tidak tahu bakal terjadi apa disana.", ujar Arya dengan khawatir.
"Iya, benar itu. Pikir dulu ya sebelum memutuskan apa pun. Pastikan itu hal yang benar.", tambah Latief.
"Iya, tenang aja. Aku dan Daan akan baik-baik saja.", jawabku dengan yakin.