Mohon tunggu...
Angel Graceline
Angel Graceline Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pelajar dengan minat tulisnya.

Pelajar SMA Kelas XII Jurusan IPS Sekolah Dian Harapan, Lippo Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendekar Tanah Airku

12 Mei 2020   09:13 Diperbarui: 12 Mei 2020   09:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami akan membantumu. Tapi, bagaimana caranya agar kami bisa kembali ke tahun 1945?", tanya Ganeeta.

"Sebentar, aku yakin ada satu permata lagi dikantungku....ASTAGA!", ujar Daan dengan kaget.

"Kenapa?", tanya Mahesa.

"Aku baru ingat, permata terakhirku sudah kupakai untuk berpindah dari Jakarta ke Kalimantan! Astaga, bagaimana ini?! Tadi aku hanya menginjak permata kedua dan meminta untuk diantarkan ke orang yang dapat membantuku karena aku putus asa. Yaampun, apakah artinya aku tidak bisa pulang...? Kalian juga akhirnya tidak bisa membantuku... SEMUA INI SALAHKUU!", ujar Daan Mogot dengan panik.

"Tenang-tenang, aku yakin ada solusinya.", ucap Manendra.

"Oh! Bagaimana jika Tanaka dan Nakula mengirim kita kesana? Apakah kalian sanggup?", tanyaku dengan girang.

"Um, kami sudah biasa mengirim manusia dalam kurun jam ataupun hari. Paling lama pun beberapa minggu, yang kamu bicarakan ini berpuluh-puluh tahun!", jelas Tanaka.

"Aku yakin kalian akan lebih kuat jika bekerja berdua, yakan? Kalian lebih kuat dari yang kalian kira, pasti bisa!", ujarku dengan pasti.

"Baiklah, tapi sangat tidak mungkin kami mengirim 11 orang ke tahun itu. Kami hanya bisa mengirim Daan dan salah satu dari kita.", jelas Nakula.

"Aku saja! Aku kuat dan siap untuk peperangan, pasti bisa melawan Jepang.", ujar Mahawira.

"Ini bukan hanya mengenai kekuatan. Untuk melawan Jepang, kalian membutuhkan hati yang kuat, fisik yang tak kalah kuat, jiwa yang berani, dan pribadi yang tulus.", jelas Daan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun