Mohon tunggu...
Angel ChandraSeptin
Angel ChandraSeptin Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi

:))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Evaluasi Penilaian Kinerja

16 November 2023   11:44 Diperbarui: 16 November 2023   11:55 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
elainelainey.blogspot.com


A. Evaluasi Kinerja

Kinerja merupakan kemampuan, keterampilan, kompetensi, sekaligus hasil kerja yang ditunjukkan seorang karyawan dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab. Kinerja pada karyawan adalah tanggung jawab berhasil atau tidaknya tujuan dalam melaksanakan tugas di perusahaan. Prestasi karyawan dinilai dalam bekerja dengan hasil baik atau buruk dari segi kualitas dan kuantitas yang dicapai karyawan. Kinerja dinilai dari bagaimana karyawan tersebut bekerja dan dengan perbandingan target yang di tentukan oleh perusahaan. Faktor kinerja, yaitu: kemampuan, motivasi, dukungan, keberadaan pekerjaan, dan hubungan dengan perusahaan.

Evaluasi kinerja adalah kunci utama dalam mengembangkan perusahaan secara efektif dan efisien, dikarenakan kebijakan atau program lebih baik atas Sumber Daya Manusia dalam perusahaan. Evaluasi kinerja bagi karyawan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan, dengan adanya evaluasi maka dapat mengetahui kondisi sebenarnya akan kinerja dari karyawan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau juga penghargaan bagi karyawan. Metode evaluasi kinerja di perusahaan merupakan cara paling efektif dalam pelaksanaan penilaian kinerja.

Evaluasi kinerja merupakan bentuk penilaian dan peninjauan yang biasanya akan dilakukan secara berkala oleh pihak pemilik atau manajemen perusahaan terhadap karyawan di tempat kerja. Biasanya, penilaian dilakukan setiap tahun atau pada periode-periode tertentu secara berkala. Evaluasi kinerja ini untuk memastikan tingkat keberhasilan para pekerja sebagai pelaksana kegiatan bisnis. Ada banyak faktor yang bisa dijadikan sebagai bahan penilaian evaluasi kinerja, misalnya saja dimulai dari kemampuan beradaptasi dengan tim kerja, cara menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, sampai dengan time management yang baik.

B. Tujuan Evaluasi Kinerja 

Evaluasi kinerja berguna dalam menetapkan tingkat kinerja karyawan di perusahaan dengan berstandar. Semakin detail standar kinerja maka akan lebih akurat dalam melaksanakan penilaian kinerja tersebut. Tujuan utama dalam pelaksanaan evaluasi kinerja adalah sebagai motivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, dan dapat menghasilkan tindakan dan hasil sesuai target perusahaan. Standar perilaku berupa kebijakan manajemen atau rencana formal dalam keuangan perusahaan. Penilaian kinerja berupa informasi atau kegiatan yang ingin dicapai atau diperoleh dan dibandingkan dengan standar antara keduanya. Tujuan dari evaluasi kinerja secara umum adalah:

1. Memberikan penghargaan atau menentukan prestasi kerja bagi karyawan dengan kinerja terbaik. Evaluasi kinerja digunakan sebagai ajang penilaian para manajer untuk mengukur kinerja karyawan atau selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi akan menunjukkan kepantasan karyawan tersebut untuk diberikan apresiasi.

2. Mengetahui berbagai aspek yang harus diperbaiki dari karyawan jika ada penilaian atau target yang belum berjalan dengan optimal. Evaluasi kinerja juga ditujukan untuk mengetahui berbagai aspek yang harus diperbaiki oleh karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Misalnya, ada karyawan yang ternyata tidak cakap dalam satu bidang, perusahaan perlu memikirkan langkah apa yang yang tepat diambil untuk mengatasi hal tersebut.

3. Menentukan perlatihan bagi karyawan disaat karyawan tersebut kurang memiliki kehalian, potensi, pengetahuan serta pengalaman, melindungi perusahaan secara hukum. Setelah melihat hasil evaluasi kinerja, pihak perusahaan bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing karyawan, dengan begitu perusahaan bisa merancang program pelatihan yang tepat. Pelatihan kerja dilakukan agar bisa mendorong kemajuan dan meningkatkan produktivitas karyawan. Berkaitan pula dengan ajang peningkatan keahlian untuk pengembangan karir dan kontribusi maksimal bagi perusahaan.

4. Evaluasi kinerja berguna sebagai pertimbangan bagi karyawan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perusahaan memiliki hak untuk melakukan pemutusan hubungan kerja jika ternyata ada karyawan yang melakukan kesalahan fatal, tidak mampu memenuhi kewajiban, atau memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Semua hal tersebut bisa diketahui dari evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala.

C. Manfaat Evaluasi Kinerja Bagi Perusahaan

Evaluasi kinerja adalah bentuk penilaian sekaligus peninjauan yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan pada lingkup kerja. Manfaatnya adalah untuk memastikan tingkat keberhasilan pekerja sebagai pelaksanaan kegiatan pada perusahaan. Berikut adalah manfaat evaluasi kinerja bagi perusahaan:

1. Meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan,

2. Menyediakan waktu bagi manajer untuk fokus dalam melakukan evaluasi penilaian pada kinerja karyawan serta pertumbuhan dan pengembangan karyawa,

3. Meningkatkan kepuasan dan retensi kerja,

4. Meningkatkan kinerja karyawan dan profitabilitasnya,

5. Mengidentifikasi kandidat karyawan yang akan di promosikan,

6. Menjadwalkan pelatihan kerja bagi karyawan yang membutuhkan,

7. Mengidentifikasi budaya etos kerja perusahan.

Evaluasi sangat penting dilakukan, bagi perusahaan evaluasi berguna dalam perkembangan perusahaan. Membentuk citra perusahaan agar lebih dikenal dengan baik oleh masyarakat. Meningkatkan keuntungan bagi perusahaan ketika pelaksanaan kerja sama.

D. Komponen Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja merupakan tindakan pengukuran dari segi aktivitas dalam rantai nilai yang diperlukan perusahaan. Hasil pengukuran ini sebagai umpan balik untuk memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan rencana dan penyesuaian keputusan perusahaan. Berikut adalah komponen dalam evaluasi kinerja perusahaan:

1. Analisis kinerja

Dalam analisis kinerja menyertakan sebuah bagian uang menjelaskan karyawan memenuhi standar perusahaan atau tidak. Semakin deskriptif analisa maka semakin baik dan memperkuat karyawan untuk posisi jabatan.

2. Kekuatan dan kelemahan

Frasa deskriptif harus mengandung nilai positif dan negatif, untuk memastikan kejelasan. Jika hasil positif maka kekuatan karyawan di perusahaan akan baik, dan jika hasil negatif maka karyawan perlu adanya potensi perbaikan supaya skill dan kompetensi mereka lebih baik.

3. Umpan balik yang konstruktif

Merinci sebuah kekuatan dan kelemahan yang bermanfaat bagi individu tetapi juga membantu tim dan perusahaan untuk berkembang maju.

4. Frasa deskriptif

Ini berguna dalam membantu karyawan untuk meninjau kinerja, semakin spesifik menggunakan bahasa deskriptif yang baik maka akan memberi pemahaman yang baik tentang posisi mereka dengan standar perusahaan.

5.Potensi karyawan

Analisis dan evaluaisi kinerja berguna dalam mengetahui potensi akan karyawan tersbut. Ketika potensi yang dimiliki karyawan baik maka akan membuat kinerja optimal dan efektif, begitu pula sebaliknya.

6. Tujuan perusahaan

Sasaran karyawan penting untuk mengetahui sebuah tujuan, apakah karyawan memiliki memberikan waktunya untuk membuat perusahaan berkembang, atau karyawan hanya bekerja sesuai dengan target perusahaan saja?.

E. Tahapan Persiapan Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja ialah kegiatan yang dilakukan oleh manajemen atau tim evaluasi perusahaan untuk menilai kinerja dari karyawan sekaligus membandingkan kinerja karyawan lain dengan hasil uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu hingga akhir tahun. Potensi karyawan dengan manfaat dan implikasi jangka panjang dari evaluasi kinerja penting untuk dipersiapkan. Berikut adalah tahapan persiapan evaluasi kinerja:

1. Tinjauan deskripsi pekerjaan

Deskripsi pekerjaan, menguraikan keterampilan karyawan atas tanggung jawab dan target yang di hasilkan oleh karyawan. Pencapaian tiap karyawan selama beberapa periode dengan penulisan deskripsi hasil.

2. Tinjauan catatan atau jurnal kinerja

Melihat laporan satatus mingguan atau bulanan dari periode atas evaluasi karyawan agar dapat menilai kinerja dari karyawan tersebut.

3. Soroti pencapaian

Penting dalam mengikuti proses evaluasi dengan pemahaman tentang pencapaian karyawan. Walaupun karyawan harus melihat dari penilaian hasil evaluasi kinerjanya, maka tim penilai atau tim evaluasi penting dalam menghubungkan dengan tujuan dari perusahaan.

4. Identifikasi bidang-bidang agar dapat ditingkatkan oleh karyawan

Mengidentifikasi bidang karyawan penting untuk di tingkatkan untuk keterampilan, keahlian, serta pengalaman. Penilaian hasil karyawan yang meningkat akan memberi landasan yang tepat untuk membangun rencana pertumbuhan perusahaan menjadi sukses.

5. Menetapkan tujuan

Memastikan karyawan bersikap proaktif dengan menetapkan sasaran sebelum bertemu dengan manajer perusahaan.

6. Bersikap terbuka terhadap umpan balik

Berkomunikasi secara terbuka kepada karyawan agar perusahaan dapat memberikan umpan balik. Keterbukaan kritik dan umpan balik akan menunjukkan konstruktif kepada karyawan bahwa perusahaan adaptif terhadap perubahan dan mampu dalam mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.

F. Faktor Penting Dalam Evaluasi Kinerja Karyawan

Evaluasi kinerja karyawan adalah dilakukannya penilaian kinerja untuk peningkatan kemampuan karyawan, pengidentifikasian faktor penghambat, dan penetapan secara strategis. Berikut adalah faktor penting dalam evaluasi kinerja karyawan:

1. Hasil kerja kuantitatif

Penilaian hasil kerja karyawan secara kauntitatif dilaksanakan dengan menhitung berapa banyak target yang telah diselesaikan dalam satu hari kerja. Hal ini juga sebagai perbandingan dengan rentang waktu yang berbeda. Kegiatan ini untuk menilai apakah karyawan mampu dalam menyelesaikan sebuah target atau tidak.

2. Tanggapan internal perusahaan

Ketika kurang yakin atas hasil penilaian, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah bertanya dan meminta pendapat kepada karyawan lain. Dapat melakukan tanya jawab kepada supervisor tim, rekan satu tim, ataupun atasan yang pernah bekerja maupun dekat dengan karyawan tersebut. Kegiatan ini dapat digunakan sebagai membantu dalam melaksanakan evaluasi kinerja.

3. Tanggapan pelanggan

Tangapan pelanggan sangat berpengaruh untuk melakukan evaluasi kinerja, perusahaan bergerak di bidang jasa atau berhubungan dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja karyawan, manajemen bisa membuat beberapa survey yang akan disebarkan pelanggan. Dan manajemen dapat emngetahui tanggapan pelangggan terhadap karyawan yang bersangkutan.

4. Efektivitas waktu

Evektifitas waktu merupakan faktor yang terpenting, dapat mengukur dan melihat seberapa lama atau berapa banyak waktu yang dibutuhkan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Manajemen juga dapat menilai kegiatan yang dilakukan pada jam kosong, dan manajemen dapat mengetahui sejauh mana karyawan menggunakan waktunya dengan bijak.

5. Antusiasme karyawan

Karyawan yang antusias terhadap tugas yang diberikan perusahaan maka kinerja akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Dalam faktor ini cara mengukurnya yaitu dengan melihat efektivitas waktu karyawan saat menyelesaikan tugas dan pekerjaan

6. Menggunakan metode yang tepat pada evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja karyawan dengan menyesuaikan tipe dari karyawan tersebut di perusahaan. Ketika karyawan di perusahaan mayoritas adalah karyawan muda maka cara evaluasi dengan bahasa yang santai dan tidak kaku, berbeda dengan karyawan yang telah berumur, evaluasinya dengan cara formal.

7. Melakukan secara teratur

Evaluasi kinerja dapat dilaksanakan secara teratur, kegiatan penilaian dengan teratur, konsisten maka akan terbaisa dengan penilaian evaluasi ini di perusahaan. Dan ketika penilaian dilakukan jarang, maka karyawan akan kurang siap dalam kegiatan ini, sekaligus penilaian berguna dalam mengetahui kemampuan dari karyawan.

8. Bertatap muka, bahasa yang positif, bersikap netral dan jujur

Metode evaluasi dengan tatap muka adalah cara yang terbaik, manajemen bisa menjelaskan langsung terkait penilaian dari karyawan yang bersangkutan. Manajer juga dapat menilai karyawan yang sifatnya jujur dan bersikap profesional.

G. Faktor Penilaian Evaluasi Kinerja Karyawan

Berikut beberapa faktor penilaian evaluasi kinerja karyawan:

1. Behavioral appraisal system

Evaluasi kinerja karyawan yang memfokuskan penilaian pada tingkah lakunya.

2. Sifat individu karyawan

Ini adalah karakter dan sifat individu karyawan sendiri, dilihat dari kejujuran, disiplin, sikap, skill, antusiasi karyawan, dll.

3. Result-oriented appraisal system

Evaluasi kinerja yang dilakukan berdasarkan hasil kerja karyawan, berkaitan dengan kegiatan karyawan selama di kantor mulai datang hingga karyawan pulang, merupakan bentuk dari evaluasi kinerja.


H. Kapan Evaluasi Kinerja Karyawan Dilakukan

Evaluasi kinerja dibagi menjadi tiga waktu, yaitu:

1. Tahunan

Evaluasi kerja setahun sekali adalah bentuk yang umum dilakukan perusahaan khususnya bagi perusahaan yang masih menggunakan metode konvensional.

2. Semimanual

Evaluasi kinerja semimanual ini biasanya dilakukan dalam waktu setahun dua kali atau setiap enam bulan sekali. Evaluasi ini dilaksanakan pada bulan Januari dan Juli

3. Kuartal

Evaluasi kinerja dilakukan dalam waktu per kuartal atau per triwulan. Dalam setahun biasanya perusahaan akan melakukan evaluasi sebanyak empat kali. Metode ini cocok bagi perusahaan startup atau rintisan yang ingin melakukan perbaikan dalam periode singkat.

I. Hasil Evaluasi Kinerja 

Berikut adalah lima metode evaluasi kinerja secara umum. Perusahaan dan organisasi sering menggunakan metode ini dalam skala umum untuk mendapatkan wawasan detail dan menyeluruh sehingga tidak bias. Berikut adalah lima metode tersebut:

1. Evaluasi diri

Format ini digunakan dalam bentuk pertanyaan, pertanyaan yang di sediakan berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. Hasil dari pertanyaan tersebut digunakan sebagai menilai prestasi kerja, dan juga prestasi apapaun.

2. Skala penilaian grafis

Metode evaluasi kinerja ini yang paling umum digunakan oleh manajer perusahaan. Misalnya saja seperti rapor menggunakan teks atau nilai numerik sesuai dengan skala. Manajer menilai beberapa bidang kinerja berdasarkan skala angka satu hingga lima setelah itu dibagi dengan hasilnya.

3. Evaluasi karyawan 360 derajat

Metode ini menilai berdasarkan evaluasi oleh supervisor, anggota tim, dan terkadang oleh supervisor antar departemen yang berbeda. Umpan balik 360 derajat manajer mengevaluasi tidak hanya terkait pekerjaan spesifik, tetapi juga pekerjaan yang mendukung departermen lain. Metode ini mendapat nilai perspektif yang luas tentang kinerja secara keseluruhan.

4. Daftar periksa perkembangan

Manajer menggunakan daftar periksa kinerja untuk mengukur atribut, pengembangan dan keterampilan yang dipelajari. Daftar periksa adanya persyaratan, keterampilan, dan kualitas perilaku yang ditinjau oleh manajer seperti etos kerja atau kerja tim.

5. Daftar periksa insiden kritis

Daftar periksa insiden kritis dilakukan sepajang tahun yang berhasil atau memerlukan perhatian. Daftar kinerja ini diperiksa sepanjang tahun selama evaluasi kerja dengan pandangan yang sama.

J. Frasa Dalam Evaluasi Kinerja 

Penggunaan kata dalam ulasan kinerja berbeda beda pemaknaannya, hal ini berguna dalam menggambarkan kontribusi anggota tim kepada perusahaan. Berikut adalah frasa evaluasi kinerja karyawan:

1. Kehadiran

Kehadiran merupakan bagian yang penting dari proses kinerja karyawan. Berikut adalah contoh frasa yang digunakan dalam evaluasi kinerja:

a. Mempertahankan kehadiran yang baik di perusahaan

b. Menghormati waktu rekan kerja dengan datang ke pertemuan tim dengan waktu yang tepat

c. Konsisten datag tepat waktu ke pertamuan dan sesi pelatihan di perusahaan.

2. Komunikasi

Frasa komunikasi digunakan dalam peninjauan dan tergantung seberapa baik seseorang karyawan dalam berkomunikasi:

a. Menjaga komunikasi baik dengan rekan, tim, dan klien

b. Kurangnya keterampilan dan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif ketika megelola tim

c. Tidak menunjukkan keterampilan mendengarkan dengan aktif kepada pelanggan

3. Produktivitas

Semakain produktof kinerja yang dilaksanakan antar tim maka semakin banyak pekerjaan yang selesai. Frasa yang digunakan ialah:

a. Mencapai pertumbuhan yang stabil dalam jumlah penjualan bulan ini

b. Menampilkan cara inovatif dalam mendekati proyek

c. Menhindari tugas dan penugasan prioritas tinggi

d. Melatih anggota staf lain dalam panduan gaya perusahaan baru

e. Berhasil memperoleh akun baru secara konsisten

f. Menunjukkan inisatif dalam mempelajari teknologi dan perangkat lunak baru

g. Berkolaborasi secara efektif dengan orang lain melalui penyelesaian proyek

4. Sikap dan perilaku

Sikap positif di tempat kerja sangat diperlukan , hal ini berhubungan dengan cara anggota tim dalam berperilaku. Frasa yang digunakan ialah:

a. Mempertahankan sikap dan perilaku positif

b. Mendukung anggota tim secara efektif dan efisien

c. Menunjukkan kesediaan untuk mempelajari keterampilan dan teknik baru di tempat kerja

d. Menampilkan sikap produktif ketika ada masalah

e. Kurang perccaya diri dalam mempresentasikan kampanye iklan kepada pihak terkait

f. Sering mengalami stress

g. Tidak ingin bekerja lembur

5. Manajemen Waktu

Keterampilan manajemen waktu yang baik dapat berdampak pada performa kerja sama secara keseluruhan. Berikut adalah fase yang digunaakn:

a. Menggunakan keterampilan manajemen waktu yang baik ketika pelaksanaan proyek

b. Muncul bekerja secara tepat waktu

c. Gagal memenuhi waktu jatuh tempo proyek

K. Masalah Dalam Evaluasi Penilaian Kinerja

Berikut beberapa masalah dalam pelaksanaan evaluasi penilaian kinerja:

a. Kurangnya objektivitas

Metode penilaian kinerja tradisonal adalah kurangnya objektivitas. Dalam metode ranting scale yang digunakan misalnya faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap, loyalitas, dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Penggunaan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job related factors) dapat meningkatkan objektivitas.

b. Bias "hallo error"

Bias ini terjadi ketika penilai mempersiapkan saktu faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan evaluasi umum baik atau buruk berdasarkan faktor tunggal.

c. Terlalu "longgar" atau terlalu "ketat"

Penilaian terlalu "longgar" memberikan nilai tinggi kepada yang tidak berhak, penilai memberi nilai lebih tinggi dari seharusnya. Penilai terlalu "ketat" terlalu kritis atas kinerja seseorang pekerja, evaluasi ini biasanya terjadi bila manajer tidak mempunyai definisi atau batasan yang akurat tentang berbagai faktor evaluasi.

d. Kecenderungan memberikan nilai tengah

Kecenderungan memberi nilai tengah ini terjadi bila pekerja di beri nilai rata-rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala evaluasi. Penilaian ini memberi nilai tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.

e. Bias perilaku terbaru

Bias perilaku terbaru, perilaku atau kinerja yang paling akhir akan lebih mudah diingat dari pada perilaku yang telah lama. Penilai ini cenderung lebih banyak menilai kinerja yang tampak menjelang atau pada saat proses evaluasi dilakukan.

f. Bias pribadi

Penyedia melakukan evaluasi yang dimana terjadi bias berkaitan dengan karakteristik pribadi pekerja misalnya saja seperti suku, agama, gender, atau usia. Ketika ada peraturan atau undang-undang yang melindungi pekerja, diskriminasi tetap menjadi masalah dalam penilaian kinerja.

L. Contoh Evaluasi Penilaian Kinerja

a. Ketepatan waktu masuk dan pulang

Kehadiran karyawan yang tepat waktu, rajin, dan konsisten dapat menunjukkan karyawan tersebut patuh pada peraturan perusahaan terkait jam kerja. Kesadaran dan kewajiban sebagai karyawan juga akan meningkat. Ketika karyawan sering terlambat maka akan berdampak buruk pada produktivitas kerjanya.

b. Sikap karyawan

Karyawan dapat dilai dari sikap, dikarenakan sikap ini merupakan evaluasi kinerja yang tidak dapat diabaikan. Beberapa perusahaan menjadikan sikap sesuai dengan budaya perusahaan dan menjadi syarat nomor satu dalam menilai dan mempertahankan karyawannya. Karyawan dengan sikap yang positif ini maka akan membentuk lingkungan kerja yang baik, dan akan berdampak pada produktivitas kerja.

c. Kejujuran karyawan

Perusahaan yang menjunjung tinggi integritas akan menjadikan kejujuran sebagai syarat utama dalam karyawan. Dalam membentuk kredibilitas yang kuat di mata publik, maka harus mengutamakan kejujuran dalam mebgutarakan berita dan dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun