Mohon tunggu...
Andi Muhammad Husein Mazhahiri
Andi Muhammad Husein Mazhahiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - tidak tampan tapi suka mandi dan suka kamu

love of my life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jiwa dalam Teleologi Presepsi

28 Juni 2021   21:20 Diperbarui: 30 Juni 2021   02:06 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dinkes.bulelengkab.go.id

Pengetahuan ini yang mengantarkan manusia pada tingkatan-tingkatan persepsi yang diperolehnya. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana pengetahuan bisa mengantarkan jiwa pada aktualitasnya?.

Mulla Sadra menjelaskan, jiwa manusia berkaitan dengan tiga tingkatan persepsi yaitu: persepsi inderawi, persepi imajinasi dan persepsi akal. Pengetahuan manusia mampu mengantarkan jiwa pada tingkatan-tingkatan persespsi, sesuai dengan derajat pelepasannya (Tajarrud), semakin tinggi pengetahuan manusia semakin tinggi pula derajat pelepasannya, dari indera, imajinasi dan akal. 

Artinya menurut teori ini, jiwa manusia senantiasa bertumbuh melalui tiga locus kesadaran manusia yaitu kesadaran inderawi, kesadaran imajinasi dan kesadaran jiwa. Ketiganya haruslah beriringan tidak bisa dihilangkan salah satunya, mulai dari pengetahuan inderawi sebagai landasan masuk pada imajinasi sebagai konstruksi dan akal sebagai stabilitas persepsi. Maka pondasi dari ketiga tingkatan persepsi ini adalah kesadaran itu sendiri.

Persepsi Inderawi

Pada tingkatan ini bentuk objek persepsi ada di alam materi atau hal-hal aksiden, yang mempersepsi menemukan wujud-wujud di alam material, pada posisi ini indera menangkap atribut-atribut dari alam material ini (luaran), indera tidak mampu memahami secara riil dari apa yang ditangkap karena hakikat kemateriannya yang sangat kompleks sedangkan indera hanya menangkap luarannya saja.

Penginderaan manusia terlalu lemah untuk merefleksikan realitas eksternal di dalam pikiran yang kemudian memberikan pengetahuan kepada kita. Indera tidak mampu memberikan pengetahuan kepada manusia karena yang ditangkap hanyalah bayang-bayang, tidak mampu menyamai kuiditas eksternalnya.

Persepsi inderawi memiliki sensitifitas, artinya persepsi inderawi ini bisa dikonstruksi indera tidak deterministic seperti penciuman, perabaan, penglihatan dan pendengaran. Seperti halnya menusia mampu mengenali temannya dari bau badannya, artinya ada perpindahan sensitifitas. Tentu ada hal-hal di luar indera yang berfungsi untuk mengkonstruksi yaitu imajinasi manusia, pengetahuan imajinasi mampu memperuas cakupan indera sekalipun indera tidak lagi mempersepsi gambaran di luat (lepas). 

Namun dari indera ke imajinasi tidak semerta-merta terjadi proses persepsi, imajinasi manusia akan mengkonstruksi jika ada perhatian dari subjek yang mempersepsi contoh, Ketika manusia berjalan bersamaan ke suatu tempat, tidak sama apa yang mereka tangkap melalui inderanya karena manusia memiliki tingkat perhatian yang berbeda terhadap objek eksternal.

Maka dari itu indera manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi, ia bergantung pada imajinasi, oleh karena itu pengetahuan inderawi tidak mampu menemukan kehakikian dari objek yang dipersepsi, karena apa yang manusia tangkap di luar berbeda dengan dipikirannya, panas di luar pikiran berbeda dengan panas di dalam pikiran. Indera hanya menjadi pemantik atau sumber dari konsep-konsep yang ada di pikiran kita, maka indera tidak bisa disebut sebagai satu-satunya persepsi atau indera tidak bisa diandalkfan dalam pembentukan persepsi manusia, karena terlalu lemah, indera haruslah berkorespondensi dengan imajinasi dan akal agar bisa menemukan kehakikian dari objek yang dipersepsi.

Persepsi Imajinasi (Khayali)

Pada tingkatan ini imajinasi mempersepsi dari apa yang ditangkap oleh indera, namun imajinasi mampu memperluas atau mengabstraksikan objek-objek indera sekalipun objeknya terlepas dari indera, misalnya kita melihat sapi berkepala satu tapi inajinasi kita mampu memperluas itu menjadi sapi berkepala lima misalnya, atau kata lainnya imajinasi mampu memahami suatu objek tanpa perlu mensyaratkan kehadiran objek tersebut bagi indera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun