“aku belum sanggup biru”
“benar juga”
Entah mengapa warung burjo ini membuat kenangan sendiri buatku dan mas ganteng ini bagaimanapun inilah yang membuat aku terkenang masa lalu kami dan aku tidak tahu bagaimana hatinya, aku hanya berharap menungkin kita bisa saling menajdi teman yang bisa menjadikan kita tempat curhat dalam segalanya dan aku tahu, bagimana dia hidup sekarang dan bagaimana keluarga yang didambakannya belum terwujud juga dalam hidupnya.
“kenapa kita tidak kembali kemesin waktu?”
“bisa?”
“kembali ke kampus ini dan membuat kita kembali kamasa dua belasan tahun yang lalu”
“tidak bisa mas”
“aku bisa “
“khayalanmu terlalu tinggi, bagaimana dengan kelauargamu?”
Dia diam dan kaku tidak bisa menjawab dengan tegas
“sejak persitiwa gempa itu aku kehilangan segalanya dan aku agak limbung setelah kehilangan ibu dan kamu biru”