Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Tantangan Menulis Novel 100 hari] Buku Biru 70,71,72, dan 73

3 Juni 2016   16:51 Diperbarui: 3 Juni 2016   16:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“mas aku tahu hanya do’a dan taburan bungan ini yang bisa aku berikan padamu, kedua anak kita sekarang sudah besar dan aku berharap bisa tetap mengenangmu dalam sedih, suka ini”

do’a diatas pusara yang mulai ditumbuhi oleh kenangan luka

rumput-rumput yang meninggi

dan jatuhnya luka

bunga kamboja diatas pusara hatinya ini

  • untuk hati yang pernah terluka

Al Muru’ah sayyid jumi anto, 632016

Tentang keabadian yang tidak bisa kembali lagi hanya ketabahan hati yang bisa menaklukannya, Biru dan kedua anaknya nyadran di Bantul bertiga dan inilah yang nampaknya  untuk membuat mengerti kedua buah hatinya akan kehidupan dan kematian kelak akan d tepatiNya untuk kita>

“bapak disini ma?”

“Ya”

“kita berdo’a ma”

Aku berdo’a  khusuk untuk memintakan ampun segala dosa yang pernah di perbuat oleha mas harun waktu hidupnya dan aku berdo’a semoga kami diberi ketabahan dan kesehatan lahir bathin dan aku tahu, mas harun keabadianlah yang sekarang bersamamu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun