Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Tantangan Menulis Novel 100 hari] Buku Biru 70,71,72, dan 73

3 Juni 2016   16:51 Diperbarui: 3 Juni 2016   16:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ya kembali ke tempat aku lahir “

“oh begitu”

“jangan ngambek dan tetap semangat ya min”

“tetapi boleh dolan to bu?”

“ya boleh cuma naik bis saja sampai nanti aku jemput”

“dari terminal ya?”

“kamu tahu to ?”

Kami berdua mengemasi beberapa barang pribadi kami dan aku  sesekali termenung ketika menurunkan foto kami berempat di ruang tamu itu foto mas bahagia kami yang sekarang membuat aku sedikit sedih

“mas harun masih gagah bu”

“ya min”

Gagah dengan seragam polisinya akutahu kenangan itu benar-benar tidak bisa kulupakan tetapi mengapa aku harus larut dalam kesedihan ini dan aku bertanya mengapa aku tidak memutuskan lagi punya suami karena aku masih cinta padanya dan aku tahu mengapa mas bejo seakan selalu menarikku untuk menjadi istri keduanya benar aku baru sadar bahwa aku masih menarik di mata lelaki yang  konon karena wajah dan mudahnya aku bergaul kadang banyak istri-istri yang cemburu tanpa aku sadari selama ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun