“ya kembali ke tempat aku lahir “
“oh begitu”
“jangan ngambek dan tetap semangat ya min”
“tetapi boleh dolan to bu?”
“ya boleh cuma naik bis saja sampai nanti aku jemput”
“dari terminal ya?”
“kamu tahu to ?”
Kami berdua mengemasi beberapa barang pribadi kami dan aku sesekali termenung ketika menurunkan foto kami berempat di ruang tamu itu foto mas bahagia kami yang sekarang membuat aku sedikit sedih
“mas harun masih gagah bu”
“ya min”
Gagah dengan seragam polisinya akutahu kenangan itu benar-benar tidak bisa kulupakan tetapi mengapa aku harus larut dalam kesedihan ini dan aku bertanya mengapa aku tidak memutuskan lagi punya suami karena aku masih cinta padanya dan aku tahu mengapa mas bejo seakan selalu menarikku untuk menjadi istri keduanya benar aku baru sadar bahwa aku masih menarik di mata lelaki yang konon karena wajah dan mudahnya aku bergaul kadang banyak istri-istri yang cemburu tanpa aku sadari selama ini.