Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (72) Gombalan Hujan

7 Februari 2021   23:51 Diperbarui: 8 Februari 2021   22:16 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Naik ke punggungku!" kata Soso sambil berjongkok.

Tatiana menggeleng.

"Ayo, keburu deras hujannya..."

Tatiana sepertinya tak punya pilihan. Ia segera naik ke atas punggung Soso. Soso menggendong cewek itu menuruni jalanan yang menurun. Hujan makin deras, dan tak bisa dihindari lagi, pakaian dan tubuh mereka mulai kuyup.

Celakanya jalan setapak itu makin basah dan licin. Untunglah sepatu baru Soso itu memiliki alas yang cukup baik sehingga membantunya bisa menapak lebih baik. Cengkraman sepatunya baik, tapi Soso tak melihat ada akr pohon yang mencuat dari tanah. Karena tergesa-gesa, kakinya tersandung, tubuhnya oleng dan akhirnya tersungkur ke depan.

Untung saja ia tak terguling. Tapi bagian depan tubuhnya langsung belepotan tanah, terpmasuk wajahnya.

Tatiana sendiri taka pa-apa, karena ia jatuh menimpa tubuh Soso. Ia segera bangkit dan membantu Soso, termasuk mengelap wajahnya yang belepotan tanah. "Koba, kamu nggak apa-apa?"

Mereka malah saling berpandangan dan wajah mereka makin mendekat....

Lalu terdengar suara petir dan kilat yang menyambar.

Soso dan Tatiana segera menyadari situasi. Soso berdiri. "Ayo, kita nggak bisa lama-lama di sini, bahaya..."

"Tapi nggak usah digendong. Dan nggak usah buru-buru, toh kita juga sudah basah kuyup..." kata Tatiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun