Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (72) Gombalan Hujan

7 Februari 2021   23:51 Diperbarui: 8 Februari 2021   22:16 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

*****

Tatiana menyambut Soso dengan tawa. Ia tergelak melihat Soso yang bersimbah peluh. "Ngapain sih pake lari-lari, kan jalannya nanjak..."

"Aku kan janji nggak bakalan meninggalkanmu lama-lama..." kata Soso sambil setengah membantingkan diri untuk duduk di sebelah Tatiana.

"Yaa tapi nggak segitunya kale..." kata Tatiana.

Soso hanya nyengir. Ia berusaha untuk mengatur nafasnya. Ia bahkan sampai haru membaringkan tubuhnya terlentang di atas rerumputan untuk menghilangkan penatnya. Tak disangka, Tatiana ikut-ikutan, berbaring di sebelahnya. Berdua mereka memandangi langit Rustavi yang biru cerah.

"Kira-kira nanti malam yang akan muncul, bulan atau bintang ya?" tanyanya.

"Nggak tahu... mungkin nggak ada bulan, belum saatnya. Kalaupun ada paling bulan sabit. Kenapa memangnya?" Soso melirik.

"Nggak apa-apa, asyik aja kali kalau bisa melihat bulan atau bintang-bintang di sini. Pasti terlihat jelas, taka da yang menghalangi..."

Duh, Soso jadi deg-degan. Tadi anak itu mendadak pengen nungguin senja. Habis itu mulai ngomongin bulan dan bintang. Kalo dituruti, bisa-bisa juga pengen nungguin fajar merekah! Bukannya nggak mau, tapi ia kan baru datang. Ia juga masih punya urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

"Kamu pernah melakukan seperti ini?" kali ini Tatiana meliriknya.

"Seperti ini apa maksudnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun