Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (72) Gombalan Hujan

7 Februari 2021   23:51 Diperbarui: 8 Februari 2021   22:16 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Mana gadis itu?" si Kusir tampak bingung melihat Soso sendirian.

"Dia masih di sana. Dia ingin menunggu senja..." jawab Soso yang masih ngos-ngosan karena berlari. "Pak.. bisa minta tolong lagi nggak?"

Lelaki itu menatapnya. "Apa yang bisa kubantu?"

"Bapak kembali dulu ke pabrik baja itu, temui bapak saya di warung di sebelah pabrik, bilang padanya saya ada urusan dulu. Tapi tolong jangan bilang soal cewek tadi..." kata Soso, "Sampaikan sama bapak saya, kalau orang yang ditunggunya sudah pulang kerja, ikut saja ke rumahnya. Nanti saya menyusul...."

"Terus?"

"Terus bapak balik lagi ke sini, tungguin saya. Nanti saya harus mengantar anak tadi ke rumahnya, lalu menyusul bapak saya..." jawab Soso. "Bisa kan Pak?"

"Yaah, yang penting tahu sama tahu aja..." kata Pak Kusir itu.

Soso nyengir, "Tenang aja Pak, gampang itu.... tapi jangan sampai nggak nyampein ke bapak saya dan nggak balik lagi ke sini lho Pak..."

"Iya, beres..." kata Pak Kusir.

"Ya sudah. Takutnya orang yang ditunggui bapak saya keburu bubaran kerja..." kata Soso lagi.

Kusir itu pun segera pamitan. Sementara Soso segera berlari lagi menaiki bukit. Yaah, niatnya sih berlari, tapi kok makin lama makin terasa ngap-ngapan, apalagi jalanannya makin menanjak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun