Sekitar lima belas menit berlalu, akhirnya Farliy muncul di depan mereka semua, tiga buah kuda disiapkan, satu untuk mereka dan dua lagi untuk pengawal khusus, terlihat pengawal sudah membawa pedang yang menggantung di belakang badannya.
"Baik lah, aku bisa menebak perjalanan ini tidak akan aman." dalam hati Farliy, tetapi ia akan tenang ketika sahabatnya tetap berada di sisinya.
"Ini, aku bawakan roti daging untukmu" Rocco menyisakan roti itu untuk Farliy.
"Dari mana kau mendapatkannya?"
 "Aku diajak makan bersama dengan Raja, lalu aku bilang kau sedang mandi." Rocco menggerakan telinganya yang panjang, ia merasa bersalah.
"Terima kasih sudah menyisakan roti ini untukku" Farliy tersenyum pada kelinci itu, Rocco pun membalas senyumannya.
"Perkenalkan Kami pengawal khusus kalian, namaku Rene dan dia Orin" pengawal itu menjulurkan tangan.
"Aku Farliy dan ini sahabatku Rocco. Jangan kaget, ia sudah seperti manusia." Farliy dan Rocco menjabat tangan mereka berdua.
"Baik semuanya sudah siap, kita berangkat! Jangan kecewakan Raja beserta warga yang lain!" Rocco beserta dua pengawal khususnya mengepalkan tangannya ke udara.
Mereka memasuki Hutan Malbork tempat pertama yang harus dilalui dalam peta, lingkungan itu tampak sepi, tidak ada orang lain selain mereka. Ini sangat berbeda dengan Kota, pepohonan tampak lebih subur alami, batang menjulang tinggi, daun-daun tumbuh hijau mengeluarkan udara sejuk.Â
Ada hal positif yang diberikan penyakit itu kepada Hutan, tidak adanya jejak manusia yang merusak kawasan tersebut, burung-burung berterbangan di atas langit. Terlihat keluarga rusa yang basyik mencari makan, tanpa takut pemburu datang.