Orin masih mencari hilangnya jejak peri tersebut, Rene membuatkan makanan untuk lelaki itu, Rocco bercerita panjang lebar saat Farliy lupa sudah ditabrak sekelompok babi, hal yang tidak mereka sadari adalah, kuda-kuda mereka tumbuh sepasang sayap kecil.
Setelah menikmati sore itu, mengenyangkan perut mereka. Farliy dan yang lainnya menaruh kembali tas bawaan ke belakang badan kuda. Lelaki itu melihat sesuatu yang tampak aneh, ia mendekat ke bagian depan, entah kenapa bulu kuda tampak lebih lebat, ia lalu mencoba meraba kuda itu, tidak disangka dirinya memegang sayap kecil.
"Rocco... coba kemari!" Farliy berteriak dan Rocco pergi mendekat.
"Kenapa?! Kau merasa sakit lagi?"
"Bukan Rocco bukan, coba pegang ini." Farliy memberikan sayap kuda itu, Rocco memegang sesuatu dibalik bulu lebat.
"Apakah ini sayap?" Rocco memeriksa lebih lama.
"KEDUA KUDA INI MEMILIKI SAYAP KECIL! Orin, Rene kemari!" kedua pengawal itu ikut meraba, mereka semua kebingungan oleh sayap yang tumbuh tiba-tiba.
"Aku tahu kenapa!" Rene melanjutkan,
"Kita lupa menutup mata binatang ini... pasti efek cahayanya membuat kuda ini mempunyai sayap"
"Apa mungkin kuda ini memiliki impian untuk terbang? Sepertinya cahaya itu mengabulkan permintaan kita, oleh karena itu peri menyuruh menutup mata, karena kita bisa saja rakus untuk meminta sesuatu?" Rocco mencoba berpikir keras selagi melihat sayap kecil yang tumbuh itu.
"Mungkin kau benar. lalu, apa sayap kecil ini bisa membawa dia terbang?" Orin bertanya.