Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tetapi Farliy, kau ahlinya dalam bidang biologi dan kimia, kau sendiri yang harus mencari bunga itu, lalu mengolah tumbuhan tersebut menjadi gas dan menyebarkan bunga itu ke seluruh langit Malbork." Raja sambil menunjuk Farliy.

Dalam hati lelaki itu bergembira, ia bisa melakukan petualangan kembali dengan sahabatnya, namun hal ini tidak akan mudah karena ia harus melalui berbagai rintangan untuk mencapai gunung tinggi itu.

"Baik Baginda, apakah aku boleh ditemani oleh Rocco? Sebab aku tidak bisa meninggalkan dirinya sendiri."

"Boleh, asalkan kalian berdua kembali dengan selamat. Jika ada yang dibutuhkan segera memberitahu kami." Raja tersenyum kepada mereka berdua. Rocco lalu dengan semangat berteriak,

"Baginda! Kami membutuhkan seekor kuda, makanan yang berlimpah, baju pelindung, uang yang banyak, serta pengawal khusus untuk bisa kami sampai ke sana." Para petinggi yang lain protes atas saran yang diberikan Rocco, tetapi Jenderal mendukungnya.

"Aku kira apa yang diinginkan Rocco ada benarnya juga, mereka berdua tidak bisa ke Gunung itu tanpa tangan kosong." Jenderal menambahkan,

"Kami akan memberikan dua penjaga terbaik yang dimiliki oleh Kerajaan ini, bagaimana Baginda?"

"Saya setuju Jenderal, mereka berdua tidak boleh mati sia-sia. Kita harus mendapatkan obat penawar itu segera sebelum korban lain bertambah! Pengawal siapkan barang-barang!" Raja lalu menyuruh pengawal untuk menyiapkan yang disarankan oleh Rocco.

"Baik lah, aku kira cukupkan untuk pertemuan hari ini. Tolong kalian berdua pergi dengan hati-hati, kerajaan sangat bergantung pada kalian. Kami di sini akan memastikan rakyat mematuhi peraturan, dan tetap mengantisipasi banyaknya korban bertambah."

"Siap Baginda Raja, kami tidak akan mengecewakan pihak Kerajaan, kami harus kembali dengan membawa bunga tersebut. Terima kasih, Baginda Raja." Keduanya hendak meninggalkan kursi dan kembali ke kamarnya untuk menyiapkan barang-barang, namun ditahan oleh Raja.

"Oh iya tunggu dulu, ada hal yang belum aku sampaikan. Ini adalah penyakit baru yang diciptakan oleh perempuan bersayap itu, dan mungkin dirinya tinggal di sekitar Gunung tersebut, jadi berhati-hatilah." Raja sambil memberikan petunjuk peta.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun