Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian mencari bunga di Gunung Snezka?" Tanya Peri itu.

"Iya, kami diutus oleh Raja untuk mencari bunga tersebut." Rocco menjawab.

"Untuk apa? Apa gunanya bunga itu jika orang-orang di sana masih kotor dan mengabaikan alam?" Rocco tidak bisa membalas perkataan Afina.

"Apa yang terjadi selama sepuluh bulan ini? Kalian bisa melihat awan yang cerah karena polusi berkurang, sungai menjadi bersih, pohon-pohon tidak ada yang ditebang, hewan-hewan hutan kembali menikmatinya. Kalian sungguh manusia yang egois." Peri itu lalu melanjutkan memandikan kuda.

"Tolong kami peri, beri kesempatan untuk menjaga bumi ini tetap bersih. Mungkin yang kau katakan itu benar. Tetapi pengalaman ini tidak pernah kami lupakan, selanjutnya akan kami jadikan pembelajaran." Farliy melihat mata Peri itu.

"Bagaimana aku bisa percaya kepada kalian semua?"

"Bagaimana jika kami berempat yang akan bertanggung jawab atas kesalahan orang-orang di Kota kami?" Lelaki itu dengan percaya diri memberi tawaran. Afina bingung untuk menjawab tawaran itu.

"Aku melihat kalian orang-orang baik, dan tidak seperti beberapa orang di Kota itu. Aku ingin kalian menjaga satu sama lain, dan saling mengingatkan bahwa penyakit lain bisa datang jika manusia itu sendiri tidak menjaga kebersihan."

"Kalian berjanji akan merubah Kota kalian menjadi lebih baik lagi?"

"Kami berjanji." Mereka berempat menjawab serentak.

"Aku akan memberikan mantra pada kuda ini agar bisa terbang untuk menuju Gunung Snezka." Ketiga kuda itu bergantian dibacakan mantra oleh sang Peri.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun