''Begitulah bu Lulu, guru paling tegas di sekolah ini. Tak apa-apa. Aku memang pantas menerima konsekuensi ini.'' Ucap Ristya dalam hatinya.
Setelah sesampainya di rumah.
Terdengar suara seperti orang yang sedang berdebat kusir, seperti orang yang sedang debat di acara ILC(Indonesia Lawyers Club).
''Ibu ada apa tadi? Aku takut. Ibu dengan ayah baik-baik aja kan?'' Ucap Ristya dengan wajah yang khawatir.
''Tidak apa-apa ris. Sudah, ini urusan ibu dengan ayah kamu tidak usah tahu. Yang penting kamu belajar yang rajin di sekolah. Ikuti apa kata guru di sekolah. Doa'kan selalu ibu dengan ayah ya. Semoga kita selalu bersama hingga nanti akhir hayat.'' Balas ibu sembari memeluk erat Ristya.
Tanpa sepatah kata Ristya diam membisu. Air mata mengalir membanjiri pipinya.
*Part 3*
Hari yang cerah. Dengan tenangnya orang berlalu-lalang tersumbat oleh macetnya kendaraan di jalan raya. Tidak sedikit orang yang disibukkan oleh urusan duniawi, hanya karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitupun dengan Ristya, setiap ia libur sekolah sudah pasti sibuk latihan. Dia bermimpi besar untuk menjadi seorang atlit dayung. Memang semua orang bahkan orang tuanya pun meragukan mimpinya. Namun karena Ristya memiliki prinsip yang teguh, menurutnya itu adalah sebuah kepastian bukan ketidakmungkinan.
''Akan ku buktikan pada dunia, bahwa mimpi ini sudah pasti akan ku raih. Aku tidak patah semangat hanya karena keraguan orang-orang yang berada di sekitarku atas impianku. Terserah orang mau berpandangan apa, asalkan aku tidak pernah menyerah untuk menggapai mimpi.'' Ucap Ristya dengan penuh keyakinan.
Hari minggu, aku harus segera bergegas untuk latian dayung. Ini adalah hari pertamaku latihan, dan aku berniat untuk konsultasi terhadap manager sekaligus pelatih.
''Kak, aku berniat untuk menjadi seorang atlit dayung. Tapi banyak orang yang mengecilkan imipianku ini, sekalipun orang tuaku. Aku ingin menjadi seorang atlit, aku ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa aku mampu. Aku ingin menjadi pribadi yang sukses. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang berada disekitarku? Mereka bilang aku tidak mungkin menggapi mimpi itu.'' ucap Ristya mencurahkan semua isi hatinya.