Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siluet-Buku I (Tuhan Maha Pemberi Kejutan)-11

3 September 2024   23:58 Diperbarui: 4 September 2024   00:10 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Obat itu hanya membuatku lemas! Pagi dengan segala celotehnya adalah obat terbaik."

 

"Masih saja egois begitu!" 

 

"Egois bagaimana? Tuhan saja over baik padaku. Umur dipanjangkan sampai malam ini."

 

"Bentuk kasih saya Tuhan, kan, beragam. Melalui obat misalnya." Lumbung membuat penegasan. Dua bahunya diangkat tinggi-tinggi.

 

Kamu dengar, kan, Mir? Ia tidak berubah. Lebih tepatnya tidak mau berubah. Selalu saja begitu. Tidak seperti kamu. No coment, kan. Mau aku sekarat. Kejet-kejet. Buatmu asik-asik saja. Andai kamu tahu, Ven. Ada gemuruh di hatiku tiap kali melihatmu sekarat. Tapi aku tahu. Kamu tidak suka dikasihani. Aku tahu itu. Makanya, aku memilih diam saja. Kalau mati ya dikubur.

 

"Selama kopi masih enak, bagiku cukup!" Suara Aven meninggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun