Tes PCR membutuhkan waktu beberapa hari untuk hasilnya keluar sehingga mengharuskan Siska dirawat inap dan dilakukan pengecekan secara berkala oleh tim medis.
Di masa pandemi, prosedur dan penanganan rumah sakit begitu rumit membuat Baskara kelelahan mengurusnya. Tubuhnya terkulai lemas di kursi depan ruangan tempat istrinya dirawat, dia tidak diizinkan masuk ke dalam jadi hanya bisa melihat keadaan Siska lewat kaca pintu.
'Ya Allah, hilangkanlah rasa sakit istri hamba, berilah dia kekuatan dan kesembuhan,' ucap Baskara dalam hati.
Tidak lama kemudian, ponsel Baskara berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Dia langsung mengambil ponsel yang berada di dalam tas gendong berisi baju salin dan keperluan lain yang tengah dipangkunya.
"Halo, Yah. Assalamualaikum." Suara di seberang sana, terdengar jelas suara tersebut milik Dirga.
"Waalaikumsalam. Iya, kenapa, Kak?" tanya Baskara.
"Ayah, Ibu di mana? Kok, belum pulang juga? Tadi Adek nangis, pengen ketemu ibu katanya."
"Sebentar ya, Kak. Ini ayah lagi di rumah sakit bawa ibu. Kakak jagain adek dulu. Jangan nakal-nakal di rumah Bi Inay. Ayah dan ibu akan secepatnya pulang."
Setelah perbincangan singkat antara ayah dan anaknya itu, Baskara menyimpan kembali ponselnya di tempat semula. Perasaannya harap-harap cemas, hanya riuh doa yang mampu dia panjatkan pada Sang Kuasa.
***
Dua hari kemudian.