Hasil dari usahanya tersebut, Baskara sudah membelikan ponsel baru untuk anak sulungnya sekolah daring dan membeli untuk keperluan usaha. Banyak distributor tanaman hias yang sudah melakukan perjanjian dengannya, tetapi tidak pernah sedikit pun dia lupa dengan protokol kesehatan yang selalu pemerintah ingatkan. Baskara selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan keluarganya, setiap ada barang yang masuk dan keluar selalu disemprot dengan cairan-cairan pembasmi virus.
Semakin hari grafik penjualan tanaman hiasnya semakin melonjak tinggi, tidak sedikit orang luar daerah, bahkan luar provinsi yang membeli tanaman hiasnya. Usaha yang Baskara jalankan dengan istri begitu ramai diperbincangkan di media sosial mana pun, banyak orang yang memburu tanaman-tanaman hias tertentu. Hanya saja karena masa pandemi membuat ruang gerak usahanya begitu terbatas, tetapi karena pandemi juga usahanya bisa berkembang karena banyak orang yang mencari kesibukan di rumah dengan cara merawat tanaman hias.
***
Hari kedua puluh bulan April, 2020.
Langit jingga begitu memesona, sang mentari bergegas pamit di kakinya. Riuh azan Magrib menggema di surau-surau. Tiga hari lagi Ramadan akan tiba, hanya saja Ramadan kali ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Biasanya masyarakat Kampung Cisaranten dalam menyambut bulan suci itu selalu mengadakan acara masak dan makan bersama, santunan yatim-piatu, dan bergotong royong membersihkan masjid. Akan tetapi, tahun sekarang begitu hampa, banyak orang yang memilih berdiam di rumah karena merasa ketakutan, ditambah banyak berita yang dilayangkan dari televisi dan media elektronik lain tentang angka kasus kematian yang meninggi setiap harinya yang disebabkan oleh Covid-19.
"Bu, Ibu di mana?!" Sepasang netra anak lelaki itu menyisir rumah mencari keberadaan Siska, ibunya.
"Ada apa, Kak? Ibu lagi di depan," sahut Siska dengan sedikit teriak karena tengah berada di halaman rumah.
Anak lelaki yang tampak kebingungan karena sedari tadi mencari keberadaan sang ibu itu pun langsung menghampiri sumber suara tersebut. "Bu, kenapa masih di luar? Ini sudah Magrib," ucap Dirga kepada ibunya yang tengah menata kembali tanaman hias kecil untuk dijual esok hari.
"Iya, Kak. Bentar lagi ibu masuk. Tinggal merapikan tanaman yang di rak atas."
"Biar kakak bantu ya, Bu."