Mohon tunggu...
Ahmad Ramdani Official
Ahmad Ramdani Official Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Jadikan buah pikiranmu, adalah karya terhebatmu untuk Dunia!!"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merajut Asa, Mimpimu...

6 Maret 2024   22:43 Diperbarui: 6 Maret 2024   23:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : IStock

Tidak ada kawan yang bersamaan dengan sang Wanita. Biasanya wanita hamil, Ia harus berada dirumah bersama pasangan sehidup-sematinya. Namun, berbeda dengan wanita yang mengamen ini. Kalau dilihat, secara usia Ia masih cukup muda. Dan ketika Ia sudah selesai bernyanyi dan kiranya sudah mendapat hasil yang mencukupi, sang wanita gigih ini pun menghampiri Kakek Malanggi untuk membeli ikan dan menanyai perkara harganya. "Kek, berapa harga ikannya?"

Kakek Malanggi sedari tadi sudah melihatnya berjuang mengais rezeki dengan menjual suaranya yang merdu, layaknya penyanyi kelas atas. Sang kakek tidak menyangka bahwa Ia akan datang menghampiri untuk membeli Ikan. Tanpa berlama-lama, Kakek Malang pun menjawabnya dan berkata disertai senyum. "Mbak maunya beli berapa kilo?"

"Dua kilo Kek." Jawab wanita itu. "Berapa harganya ya Kek?"

Kakek Malanggi langsung memasuki ikan-ikannya tanpa ditimbang terlebih-dahulu seperti halnya para pengunjung. Tak tahu, berapa banyak dan berat sudah ikan yang dimasukkan Kakek Malanggi kedalam kantongan plastik. Wanita itu pun hanya melihat saja tanpa berkata-kata. Melihat Kakek Malanggi yang memasuki banyak ikan-ikan teruntuk dirinya, keringat keluar dan hatinya ketakutan nan gugup melihat uang dalam kantongan, hasilnya tadi menyanyi.

Hal itu disebabkan kalau-kalau nanti uang yang Ia punya terlampau banyak hanya untuk membeli ikan saja, tanpa dapat membeli hal yang lain-lain lagi. Kemudian Kakek Malanggi selesai memasukkan ikan-ikannya, dan langsung memberi secara percuma-cuma wanita gigih tersebut.

"Ini ikannya ya, semoga mbak suka. Dan saya berdoa semoga jagoan yang sedang dikandung, kelak terlahir sebagai sosok yang unggul dan berguna bagi masa depan." Ucap Kek Malang.

"Terimakasih Kek, atas do'anya. Kalau begitu totalnya jadi berapa Kek?"

"Tidak usah mbak, tidak apa-apa, ambil saja. Saya ikhlas memberi." Jawab Kek Malang.

"Loh, tapi Kek?" Sang pembeli bertanya.

"Mbak, Saya ikhlas memberi. Semoga ikan ini menjadi berkah ya untuk Mbak, dan Anak yang sedang dikandung." Pesan Kek Malang.

"Tetap semangat ya didalam kita mengarungi manis dan pahitnya hidup ini. Percayalah Mbak bahwa kelak suatu saat, manakala kita pantang menyerah dan mengeluh, dan juga dengan hati yang ikhlas, niscaya Kita akan mendapatkan hari yang cerah kita masing-masing."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun