"Kakek baik-baik saja?" sambung Sarjono.
Segera, Kek Malang kemudian membalas pertanyaan dibalut sedikit kekhawatiran oleh keduanya, dengan berkata. "Ya, Saya baik-baik saja. Mohon maaf barusan langsung terdiam."
"Syukurlah Kek. Saya kira, Kakek kenapa-kenapa." Balas Hartono. "Kalau begitu, kami berdua pamit pergi dulu ya. Kakek pulangnya hati-hati dijalan. Semoga sehat selalu ya Kek."
"Tunggu Mas." Seketika, Kakek Malanggi memberhentikan langkah mereka berdua.
"Ya, ada apa lagi Kek?" Hartono menyahut Kek Malang.
"Saya berminat untuk menerbitkan buku. Mohon kiranya Saya bisa dibantu."
"Kakek bersungguh-sungguh mau menerbitkan suatu karya, berupa buku?" Hartono bertanya.
"Benar Mas. Saya bersungguh-sungguh." Jawab Kakek Malang.
Sarjono dan Hartono sebagai tim penerbit bernama Merdeka Literasi, kemudian kembali bersemangat kala tadi murung melanda. Rasa semangat itu bukan karena masih punya peluang mendapatkan perkara hasil, melainkan keduanya menanamkan suatu kekaguman dan kebanggaan tersendiri kepada kakek Malang, atas kemauan dan kegigihannya.
Maka dari itu, mereka berdua pun langsung menyodorkan "Teks" berupa MOU berisikan prasyarat terkait apa langkah-langkah untuk dapat menerbitkan buku.
"Saya begitu bangga dan Saya sangat salut. Kakek memang benar-benar luar biasa." Puji Sarjono.