Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sengkarut (2/2)

2 Oktober 2022   10:01 Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain foto, di dalam amplop itu juga terdapat secarik kertas bertuliskan, "Anda akan segera dihubungi lewat telepon siang atau sore. Pastikan anda berada di rumah!" Ia mengumpat habis aksi kurang ajar itu sehingga membuatnya geram, kesal, dan marah. Ia merasa dirinya telah dihina, direndahkan, dan dipermainkan.

Jumat di hari yang sama dengan sang suami berangkat ke Bali, panggilan telepon yang ditunggu-tunggu itu masuk. Dengan penuh harap dan cemas, Nadia mengangkatnya. Si penelepon sempat diam sejenak saat mendengar suara Nadia.

"Selamat siang. Apakah benar ini dengan Ibu Nadia Mukti?" ucapnya.

"Benar. Anda siapa?" sahutnya.

"Saya orang yang mengirim foto itu kepada anda," ungkapnya.

"Kenapa anda tega melakukan ini pada saya?" cecarnya.

"Saya tidak ingin menjadi polisi moral bagi anda. Saya hanyalah orang yang realistis dan oportunis dalam memandang hidup ini. Anggap saja kita dipertemukan oleh takdir meski kondisinya seperti ini," kilahnya.

"Apa mau anda?" tanyanya.

"Dengarkan baik-baik! Saya ingin sampaikan ini sekali saja. Jika tidak ingin hubungan gelap anda terbongkar, lakukan apa yang saya minta. Saya akan serahkan seluruh klise film yang ada jika anda menuruti kata-kata saya. Siapkan uang sepuluh juta cash. Bawa dan temui saya malam ini jam tujuh. Ini alamatnya. Sebaiknya anda catat agar tidak salah," jelasnya.

Selesai mendiktekan alamat, si penelepon melanjutkan, "Ada pertanyaan?"

"Dapatkan saya memegang semua yang anda katakan," tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun