Eh, benar juga, pikir Ben. Berarti sejak awal Mbak Mike yang salah menafsirkan ucapan Si King di episode yang sebelumnya.
“Terus, saya harus gimana, ini?”
“Coba tanya sama penulis episode Ritus ini,” tunjuk Mahaguru Jati ke arah Mariam Umm, membuat Si Bund alias Sisi kembali deg-degan seperti waktu menunggu giliran melanjutkan fikber.
“Saya ga tau, Ben, saya cuma merunut asal kisah dari Bay Si Pendekar Fiksi,” gugup Mariam Umm menunjuk Bay, yang langsung mendekap mulut karena sosok yang penampakannya tak pernah berubah dan selalu menunduk itu kini tak lagi berada di tempat semula.
“Di-di mana Bay, tadi ada di sini, kok, beneraaannn…” gugup Mariam Umm.
“Terang aja Si Bay raib, Si, lha foto profilnya kan sekarang dah berubah, jadi tak sesuai lagi dengan penggambaran karakter tokoh di episodemu yang kemarin,” terang Mahaguru Jati.
“Berubah jadi apa, King?” surprise Mariam Umm.
“Tuh… liat aja ndiri. Yah… Mirip-mirip bule rada brekele dikitlah…” sahut Mahaguru Jati, yang masih saja asyik mengutili bulu kucing kesayangannya, membuat Ben rada ilfil jika ingat karakter Nero yang kadang kucing kadang pria sekong itu. Jangan-jangan si King of Habul ini…
“Coba kau cari Si Bay di Tebing Jomblo Bernyanyi,” saran Mahaguru Jati, yang langsung Ben amini tanpa banyak basa-basi.
Kali ini Ben tak memakai ginkang. Tubuhnya berputar layaknya tarian para sufi, hingga pada suatu titik Ben mengalami kondisi trance.
Tuing! Tuing! Ziingggg!