Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Manunggaling Kawulo lan Fiksi

30 November 2015   23:58 Diperbarui: 1 Desember 2015   04:27 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukannya menjawab, Ben justru melongo.

Ini Ando Ajo bagaimana, sih? Katanya karakter Bay berpenampakan kurus dengan potongan rambut ala Andy Lau di era 90-an. Lha, ini malah justru mirip Andy Lau dalam film kungfu yang bareng Bibi Liong Lie. Mana gondrong pula. Jadi bingung…

Atau, jangan-jangan, saya yang salah masuk postingan ini? Pikir Ben sambil langsung kembali menemui Mahaguru Jati guna memohon petunjuk selanjutnya, agar sang papa tak sekedar berhasil minta saham, namun turut nyemplung pula dalam perebutan minyak dunia berkedok pemberantasan ISIS... #Eh…

“Ternyata Si Bay sekarang gondrong, King, Bund…” ucap Ben dengan napas yang agak tersengal, karena memang agak melelahkan juga ketika harus berperan sebagai jumper dari satu postingan ke postingan yang lainnya.

“Kamu tadi dikerjain Mas Jati, Ben, karena Bay yang itu memang Tokoh Pendekar di serial silat usil menyentil,” terang Mariam Umm sambil menahan tawa. Sementara Mahaguru Jati hanya tergelak sambil memegangi perutnya yang tumpah kesana-kemari.

“Haddeeehhh… Dah serius-serius malah dikerjain… Jadi sekarang bagaimana dong ini, King…?” dumel Ben.

Untuk keperluan pencitraan bagi anak cucu di masa mendatang, Mahaguru Jati sontak mengubah posisi duduknya hingga menjadi begitu tegak. Kedua kakinya dilipat saling tumpuk layaknya arca pengikut Budha sejati. Dan dengan tangan yang mengelus-elus janggut khayalnya secara zig-zag, Mahaguru Jati memberi pencerahan.

“Sebenarnya ada satu hal yang mampu menamatkan riwayat Jempol Setan,” petuah Mahaguru Jati dengan gaya yang penuh rahasia, membuat sinar mata Ben yang guram kembali pijar.

“Apa itu, King?”

Dengan menyeringai seram-seram lucu Mahaguru Jati menjawab, “Blup.”

Ben mengerut jidat sambil memainkan alisnya naik turun seperti komedi ombak, tapi tetap saja dia tak paham bahasa yang digunakan Mahaguru Jati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun