Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Ad Infinitum: Belajar Mati Mengenaskan Ala Bung Karno

28 November 2015   20:13 Diperbarui: 28 November 2015   20:27 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samar di antara kabut debu, Gie melihat Ran berlari menghampirinya.

Dikedip-kedipkannya matanya dengan heran bercampur was-was. Mengapa Ran kembali? Apakah mereka terhadang? Lalu, bagaimana nasib Rhein?

“Cepat lari, Gie, sebelum mereka menyadari apa yang terjadi,” bisik Ran sambil memapah Gie bangkit dan mulai berlari dengan amat terseok. Sementara di belakangnya Rijal mengikuti sambil merangkul Plenyun dan Ridwan.

“Apa yang terjadi, Ran? D-di mana Rhein?” susah-payah Gie bertanya.

Antara sadar dan tidak sadar, Gie mendengar Ran mengatakan bahwa Rhein telah dapat diselamatkan. Tapi dalam kesadarannya yang timbul-tenggelam, Gie justru merasa mereka di kejar oleh Jono Novanto dan para serigala ekonomi serta suster dan perawat gadungan.

Dilihatnya mereka kembali terkepung, dengan Rhein menjadi sandera mereka.

“Biadab! Lepaskan Rhein! Cepat lepaskan…!!!”

Gie mengamuk sejadi-jadinya. Tapi sisa tenaga yang dia miliki tak cukup untuk mendukung ambisinya.

“Raannn! Nyuunnn! Tolong selamatkan Rhein! Tolong, Waaannn! Tolong selamatkan Rheiiinnnn…!!!”

Gie merasa ada begitu banyak pasang tanganmenghujani wajahnya dengan pukulan. Walau anehnya ada juga yang mengusap jidat dan pipinya. Sementara tubuhnya diguncang agak keras.

“Tolong Rhein segeraaa…!!! Siapapun tolong Rheinnnn…! Jangan biarkan dia matiiii!!!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun