menyisakan begitu banyak sendu, sekat juga sendat,
dalam hari-hari yang seperti tiba-tiba saja terasa begitu pekat juga laknat,
Sering pula saya mempertanyakan ulang.
apakah semua teguran dari-Nya
atau justru saya menguji diri sendiri
dengan tegur-sapa Sang Dia
atas keimanan yang hanya sekurus lidi
yang cuma saya miliki
yang entah kenapa terasa amat sukar untuk bertambah lagi
Sebagai seorang ‘tukang parkir’, amat nyata bahwa se-‘putih’ apapun saya, tetap saja saya belum mampu untuk menjadi tukang parkir yang baik. Karena ketika Sang Pemilik mengambil titipan-Nya, saya tetap merasa terluka. Atau setidaknya merasa berduka. Bahkan untuk masa yang cukup lama saya menjelma seonggok karung basah yang tak mampu bahkan untuk sekedar tegak walau sedikit. Seakan saya adalah sosok bebal yang tak pernah mengenal apa itu keikhlasan, atau karakter amat bodoh yang terus saja meributkan esensi dari segala yang telah terjadi.
“Sebenarnya ini semua ujian atau teguran...???!!!”