Sebagian yang lain dengan pedenya memfitnah saya sebagai ‘Si Penggila Tuhan’ yang tak pernah absen menghidupkan malam. Sementara orang-orang yang berbeda menganggap saya sebagai seorang ‘tukang sihir dengan susuk di lidah’ karena -katanya- seringkali saya menghipnotis mereka untuk melakukan apapun yang saya inginkan, hanya dengan menggunakan sedikit metafor juga kata, bahkan (masih kata mereka) tak jarang tanpa perlu saya repot untuk berkata-kata.
 Bahkan pernah foto diri saya ‘beredar dikalangan tertentu’ karena dianggap sebagai orang yang pantas untuk ‘dibereskan’...!!!
Mungkin karena status mahasiswa saya. Atau bisa jadi karena saya pernah terlalu lantang berteriak tentang hitam yang memang sejatinya hitam. Atau putih... yang ternyata tak lebih cuma merah pekat dengan aroma kebusukan yang amat sangit! Walau cukup banyak juga yang mengenal saya sebagai sosok ramah dan menyenangkan, yang tentu saja tetap tak pernah bisa membuat saya sepaham dengan mereka...^_
Tapi dengan semua testimoni yang amat riuh itu, anehnya, Â tetap saja saya tak mampu untuk menjawab tanya sederhana dari teman tersebut, tentang siapakah diri saya sebenarnya, selain terus mengulang kalimat membosankan yang masih itu-itu melulu.
aku ada, tapi siapakah aku dalam hidupku...?
dan benarkah aku tanpa aku
tak lagi aku...?
melainkan sekedar kumpulan busuk dari meracau, mengacau
yang lalu dengan kesombongan yang teramat pasti
bersembunyi
dalam lubang bayang-bayang yang semakin terbang dan mengabu...?