4) Reformasi Kurikulum di Perguruan Tinggi
Selain meningkatkan riset, reformasi kurikulum di perguruan tinggi sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat global. Beberapa kebijakan yang dapat dikembangkan kementerian dalam hal ini meliputi:
- Integrasi riset ke dalam pembelajaran. Kurikulum perguruan tinggi harus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan penelitian sejak dini. Mahasiswa bisa dilibatkan dalam proyek-proyek penelitian dosen atau diberikan ruang untuk melakukan penelitian independen yang relevan dengan bidang studi mereka.
- Peningkatan keterampilan berbasis teknologi dan inovasi. Dengan dunia kerja yang semakin dipengaruhi oleh teknologi, kurikulum perguruan tinggi harus dirancang untuk memberikan keterampilan yang relevan dengan industri, seperti coding, data science, desain teknologi, serta pemahaman interdisipliner yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan solusi inovatif.
- Program magang dan praktek di perusahaan teknologi atau institusi riset. Kementerian dapat mendorong universitas untuk memperkuat hubungan dengan industri dengan menawarkan magang yang terstruktur, di mana mahasiswa dapat belajar secara langsung dari industri yang relevan dengan bidang studi mereka. Ini akan meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa dan memperluas peluang mereka di pasar kerja global.
5) Mendorong Publikasi dan Capaian Riset Internasional
Salah satu indikator kualitas riset di tingkat global adalah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang diakui. Untuk itu, kementerian dapat:
- Menyediakan insentif untuk publikasi internasional. Kementerian bisa memberikan insentif tambahan, baik dalam bentuk dana maupun penghargaan, kepada dosen dan peneliti yang mempublikasikan karya mereka di jurnal-jurnal internasional bereputasi. Hal ini akan mendorong lebih banyak peneliti untuk mengejar kualitas riset yang diakui secara global.
- Membangun kemitraan dengan jurnal-jurnal internasional. Kementerian juga bisa membantu perguruan tinggi dalam menjalin kerjasama dengan penerbit dan jurnal internasional, sehingga peneliti lokal memiliki akses yang lebih mudah untuk mempublikasikan karya mereka di kancah global.
- Pengembangan platform jurnal nasional dengan standar internasional. Selain mendorong publikasi di luar negeri, kementerian bisa memperkuat jurnal-jurnal ilmiah nasional agar memenuhi standar internasional, sehingga hasil riset dari dalam negeri juga diakui oleh komunitas akademis internasional.
6) Pengembangan Riset yang Relevan dengan Tantangan Global
Kementerian dapat mendorong perguruan tinggi untuk fokus pada penelitian yang relevan dengan tantangan global, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, kesehatan global, dan energi terbarukan. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
- Pendanaan untuk riset-riset prioritas. Kementerian dapat mengalokasikan dana riset khusus untuk proyek-proyek yang berfokus pada tantangan global yang mempengaruhi masyarakat luas, sehingga riset dari perguruan tinggi Indonesia memiliki dampak nyata pada skala global.
- Kerjasama lintas disiplin. Tantangan global sering kali bersifat kompleks dan memerlukan pendekatan multidisiplin. Kementerian dapat mendukung program-program riset lintas disiplin di perguruan tinggi, yang melibatkan kolaborasi antara bidang sains, teknologi, sosial, dan humaniora.
Melalui fokus pada peningkatan kualitas riset dan inovasi, pengembangan infrastruktur, pelatihan dan insentif untuk peneliti, serta reformasi kurikulum yang relevan dengan industri dan tantangan global, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dapat berperan penting dalam menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang lebih berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global. Kementerian ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam riset dan inovasi di panggung internasional.
c. Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
Dengan dibentuknya Kementerian Kebudayaan sebagai entitas yang terpisah, kementerian ini dapat lebih fokus pada upaya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya bangsa. Fokus yang lebih mendalam ini memungkinkan kementerian untuk mengelola aspek budaya secara lebih terarah, baik dalam hal pelestarian tradisi, pengembangan seni dan warisan budaya, maupun dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional. Berikut adalah beberapa aspek penting di mana Kementerian Kebudayaan dapat berperan lebih strategis:
1) Pelestarian Warisan Budaya
Salah satu fokus utama kementerian ini adalah pelestarian warisan budaya, baik yang bersifat tangible (berwujud fisik) seperti candi, monumen, dan bangunan bersejarah, maupun intangible (tak berwujud) seperti tarian, musik, adat istiadat, dan bahasa daerah. Beberapa langkah yang bisa diambil oleh kementerian meliputi:
- Pendokumentasian dan restorasi warisan budaya. Kementerian dapat menginisiasi program yang mendokumentasikan kekayaan budaya lokal, seperti upacara adat, seni tradisional, serta bahasa daerah yang terancam punah. Di samping itu, fokus pada restorasi bangunan dan situs bersejarah yang rusak atau kurang terawat menjadi prioritas untuk menjaga jejak sejarah bangsa.
- Penguatan regulasi terkait pelestarian budaya. Kementerian dapat mengembangkan dan memperkuat kebijakan yang melindungi warisan budaya dari eksploitasi atau perusakan, baik oleh pihak lokal maupun asing. Selain itu, program pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya bisa dilaksanakan secara lebih intensif.
- Pengusulan warisan budaya ke UNESCO. Kementerian bisa mendorong lebih banyak elemen budaya Indonesia untuk diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, seperti yang terjadi pada wayang, batik, dan angklung. Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan kebanggaan nasional tetapi juga membuka peluang pelestarian yang lebih luas di kancah internasional.