4) Kebijakan yang Dapat Meningkatkan Sinergi Antar Kementerian
Meskipun terpisah, setiap kementerian tetap memiliki tanggung jawab untuk berkoordinasi satu sama lain dalam berbagai aspek pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan yang dirancang secara tepat sasaran juga harus memperhitungkan sinergi antar kementerian. Beberapa kebijakan sinergi yang bisa dihasilkan meliputi:
- Kebijakan lintas kementerian untuk pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Implementasi Kurikulum Merdeka, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek, memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk teknologi dan budaya. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dapat bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam menyediakan platform teknologi untuk pembelajaran berbasis proyek di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
- Kebijakan pengembangan keterampilan guru yang melibatkan perguruan tinggi. Guru adalah kunci utama dalam keberhasilan pendidikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bisa bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan kualitas guru melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang didukung oleh perguruan tinggi dan institusi riset.
- Kebijakan yang menghubungkan kebudayaan dan pendidikan. Kebijakan yang memastikan bahwa aspek kebudayaan tetap terintegrasi dalam pendidikan juga dapat didukung melalui koordinasi antara Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal ini bisa mencakup pengembangan materi pembelajaran yang berbasis budaya lokal serta penyelenggaraan program budaya di sekolah-sekolah.
Dengan fokus yang lebih spesifik, masing-masing kementerian dalam struktur yang baru dapat merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di setiap jenjang. Melalui kebijakan yang berfokus pada literasi, inovasi, teknologi, budaya, dan penguatan sinergi antar sektor, Indonesia dapat memperkuat sistem pendidikan dan kebudayaannya, sehingga lebih siap menghadapi tantangan global di masa depan.
b. Penguatan Riset dan Inovasi
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi memiliki peran strategis dalam mendorong peningkatan kualitas riset dan inovasi di perguruan tinggi. Dengan fokus yang lebih mendalam pada bidang pendidikan tinggi dan pengembangan teknologi, kementerian ini dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang lebih spesifik untuk meningkatkan kualitas lulusan dan kemampuan bersaing di tingkat global. Berikut adalah beberapa cara bagaimana kementerian ini dapat mencapai tujuan tersebut:
1) Penguatan Infrastruktur Riset di Perguruan Tinggi
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas riset adalah infrastruktur yang memadai. Kementerian dapat berfokus pada:
- Peningkatan fasilitas laboratorium dan pusat riset di universitas. Ini termasuk penyediaan peralatan modern yang mendukung riset inovatif di berbagai bidang ilmu, baik dalam sains, teknologi, maupun sosial-humaniora.
- Pengembangan kampus sebagai pusat riset dan inovasi. Kementerian dapat memfasilitasi pembangunan taman-taman teknologi (science parks) atau pusat inovasi yang terintegrasi dengan universitas, memungkinkan riset terapan yang dapat langsung diaplikasikan dalam industri dan masyarakat.
- Peningkatan akses terhadap sumber daya digital. Dengan transformasi digital, akses ke data besar (big data), literatur ilmiah, dan teknologi canggih menjadi sangat penting. Kementerian dapat mendukung perguruan tinggi dalam membangun perpustakaan digital serta sistem informasi riset yang memungkinkan kolaborasi antara akademisi dan peneliti dari berbagai negara.
2) Mendukung Program Riset yang Terfokus pada Inovasi
Kualitas riset di perguruan tinggi sering kali diukur dari dampaknya terhadap inovasi teknologi dan ekonomi. Kementerian dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung program riset yang berorientasi pada inovasi, seperti:
- Pendanaan khusus untuk riset terapan dan inovasi. Kebijakan yang mendorong riset-riset terapan di perguruan tinggi dapat disusun dengan menyediakan dana penelitian yang spesifik untuk proyek inovatif yang dapat dikomersialkan atau diadopsi oleh industri. Ini bisa mencakup penelitian di bidang teknologi informasi, kesehatan, energi terbarukan, dan lain-lain.
- Kerjasama antara akademisi dan industri. Kementerian dapat memperluas kemitraan antara perguruan tinggi dan sektor swasta, termasuk dengan industri berbasis teknologi. Dengan adanya kolaborasi ini, riset di universitas dapat lebih relevan dengan kebutuhan pasar dan dapat diimplementasikan di dunia nyata.
- Pengembangan program inkubasi dan akselerasi startup. Dengan dukungan kementerian, perguruan tinggi bisa menjadi pusat pengembangan startup berbasis riset yang menghasilkan solusi inovatif di berbagai sektor, dari teknologi kesehatan hingga pendidikan.
3) Meningkatkan Kapasitas dan Kompetensi Peneliti
 Kualitas riset tidak hanya tergantung pada infrastruktur, tetapi juga pada kapasitas dan kompetensi peneliti. Untuk menghasilkan riset yang berkualitas, kementerian bisa:
- Menyediakan program pengembangan profesional bagi dosen dan peneliti. Melalui pelatihan, beasiswa, dan program postdoktoral, kementerian dapat meningkatkan kemampuan dosen dan peneliti di bidang-bidang terbaru, seperti kecerdasan buatan (AI), bioteknologi, nanoteknologi, dan lain-lain. Program pertukaran peneliti dengan universitas luar negeri juga dapat mendorong transfer pengetahuan global.
- Meningkatkan insentif bagi peneliti yang menghasilkan riset berkualitas tinggi. Ini bisa berupa penghargaan, kenaikan pangkat, atau dukungan pendanaan yang lebih besar untuk peneliti yang publikasinya diakui secara internasional, atau untuk inovasi yang berdampak signifikan bagi masyarakat dan industri.
- Mendorong kolaborasi internasional. Kementerian dapat menyediakan program hibah yang mendukung kolaborasi riset antara universitas dalam negeri dan universitas atau lembaga penelitian internasional. Kolaborasi ini akan membuka peluang bagi peneliti lokal untuk bekerja dengan para ahli dunia dan meningkatkan eksposur riset Indonesia di kancah global.