1) Fokus Lebih Besar pada Pengembangan Kurikulum yang Responsif
Dengan kementerian yang khusus menangani pendidikan dasar dan menengah, pengembangan Kurikulum Merdeka bisa lebih ditangani secara mendalam tanpa terganggu oleh urusan lain yang sebelumnya diemban oleh kementerian yang juga menangani pendidikan tinggi, teknologi, dan kebudayaan. Hal ini memungkinkan kementerian untuk lebih fokus pada:
- Penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa di berbagai daerah. Kurikulum Merdeka menekankan pada fleksibilitas, di mana siswa dapat belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan mereka. Kementerian dapat mempercepat adaptasi ini dengan menciptakan pedoman khusus yang disesuaikan untuk berbagai kondisi daerah, misalnya untuk daerah terpencil, perkotaan, atau wilayah yang menghadapi tantangan infrastruktur.
- Penyempurnaan dan evaluasi berkelanjutan. Dengan lebih banyak sumber daya dan fokus, kementerian dapat melakukan evaluasi rutin terhadap implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai sekolah, melihat tantangan yang dihadapi di lapangan, dan merespons dengan cepat melalui penyesuaian kebijakan yang lebih tepat.
2) Peningkatan Keterlibatan Daerah dalam Implementasi Kurikulum
Kurikulum Merdeka mengedepankan fleksibilitas dan adaptasi berdasarkan kebutuhan lokal, di mana daerah-daerah memiliki ruang untuk menyesuaikan kurikulum dengan kondisi dan budaya setempat. Dengan kementerian yang lebih fokus, peningkatan kolaborasi dengan pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan sekolah-sekolah di daerah bisa diperkuat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal. Kementerian dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa elemen-elemen lokal seperti bahasa daerah, budaya setempat, dan kearifan lokal dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum, sehingga siswa tidak hanya belajar sesuai standar nasional tetapi juga memahami dan menghargai lingkungan lokal mereka.
- Fleksibilitas implementasi. Setiap daerah di Indonesia memiliki kondisi yang berbeda dalam hal sarana pendidikan, akses teknologi, dan kesiapan tenaga pengajar. Kementerian dapat mendorong adaptasi Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel, dengan memberikan otonomi lebih kepada sekolah-sekolah di daerah untuk menyesuaikan cara pengajaran, tanpa mengabaikan standar nasional yang berlaku.
3) Pemberdayaan Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
 Salah satu aspek penting dari keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah kesiapan guru dalam mengimplementasikan pendekatan ini. Dengan adanya kementerian yang lebih fokus, perhatian lebih besar bisa diberikan untuk meningkatkan kompetensi dan kesiapan guru. Kementerian dapat lebih mendalam dalam:
- Pelatihan dan pendampingan khusus untuk guru, sehingga mereka mampu memahami dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan konsep Kurikulum Merdeka. Ini bisa mencakup pelatihan dalam diferensiasi pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek, dan penilaian formatif, yang semuanya menjadi elemen penting dalam kurikulum ini.
- Mendukung guru dengan materi ajar yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Kementerian bisa lebih fokus dalam mengembangkan sumber belajar yang variatif yang dapat digunakan oleh guru di seluruh Indonesia, baik di daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur maupun di perkotaan.
4) Peningkatan Infrastruktur dan Sumber Daya
Kebutuhan infrastruktur yang berbeda di setiap daerah sering kali menjadi hambatan dalam implementasi kurikulum. Dengan kementerian yang lebih terfokus pada pendidikan dasar dan menengah, pemerintah dapat lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur pendidikan yang merata di seluruh Indonesia, terutama dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Hal ini dapat meliputi:
- Distribusi sarana pembelajaran berbasis teknologi di daerah-daerah yang sebelumnya sulit terjangkau oleh teknologi. Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan kementerian dapat bekerja lebih dekat dengan daerah untuk memastikan akses yang lebih baik terhadap perangkat teknologi dan internet.
- Peningkatan fasilitas sekolah di daerah terpencil, sehingga mereka memiliki sarana yang memadai untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Selain teknologi, ini bisa mencakup perbaikan bangunan sekolah, penyediaan buku-buku, dan alat-alat pembelajaran yang sesuai.
5) Koordinasi Lebih Kuat dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi
Meskipun kementerian ini berfokus pada pendidikan dasar dan menengah, kerjasama dengan kementerian lain, seperti Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tetap penting dalam mengembangkan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh. Beberapa bentuk kerjasama yang bisa dilakukan antara kementerian adalah:
- Integrasi kebudayaan dalam kurikulum. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bisa bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan untuk memastikan bahwa budaya Indonesia yang kaya tetap menjadi bagian integral dari pembelajaran. Hal ini penting untuk pendidikan karakter dan penguatan identitas nasional siswa di seluruh Indonesia.
- Riset pendidikan dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi yang dikelola Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dapat diadopsi untuk memperkaya pengembangan Kurikulum Merdeka, terutama dalam hal metode pengajaran baru dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Dengan pemisahan kementerian ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dapat lebih fokus dan mendalam dalam mengembangkan Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan daerah. Melalui penyesuaian lokal, pemberdayaan guru, peningkatan infrastruktur, serta koordinasi lintas kementerian, Kurikulum Merdeka dapat lebih efektif diterapkan di seluruh Indonesia, mendukung pengembangan generasi yang lebih fleksibel, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.