Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengakhiri Lingkaran Setan: Mencegah dan Mengatasi Perundungan di Tempat Kerja

19 Oktober 2024   09:05 Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

e. Pengabaian Masukan dari Bawahan

Pemimpin yang dominan sering kali mengabaikan atau meremehkan masukan dari karyawan yang berada di bawahnya dalam hierarki. Mereka mungkin merasa bahwa posisi mereka memberi mereka hak untuk memutuskan tanpa mempertimbangkan perspektif bawahan, sehingga menyebabkan keputusan yang tidak efektif dan menimbulkan ketidakpuasan di dalam tim. Contoh: Seorang direktur yang mengabaikan saran dari timnya tentang cara yang lebih efisien untuk menyelesaikan proyek, hanya karena merasa bahwa sebagai pemimpin, mereka memiliki wawasan yang lebih baik.

f. Menciptakan Ketergantungan yang Tidak Sehat

Penyalahgunaan kekuasaan juga dapat terjadi ketika atasan menciptakan ketergantungan yang tidak sehat pada diri mereka sendiri, sehingga bawahan merasa tidak memiliki kendali atas pekerjaan mereka atau tidak dapat mengambil keputusan tanpa persetujuan atasan. Ini bisa melemahkan inisiatif dan kreativitas karyawan, membuat mereka takut untuk bertindak tanpa panduan terus-menerus dari pemimpin. Contoh: Seorang manajer yang terus-menerus menuntut persetujuan atas keputusan kecil yang bisa diambil oleh bawahan, menciptakan rasa ketergantungan yang membuat bawahan merasa tidak berdaya tanpa bimbingan langsung.

g. Ketidaksetaraan Akses ke Sumber Daya

Dalam organisasi yang hierarkis, akses ke sumber daya seperti pelatihan, peluang promosi, atau informasi sering kali dikendalikan oleh individu di posisi kekuasaan. Jika kekuasaan ini disalahgunakan, bisa terjadi ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan oleh karyawan untuk berkembang. Mereka yang dekat dengan individu berkuasa mungkin mendapatkan akses lebih baik, sementara yang lain diabaikan. Contoh: Seorang atasan yang hanya memberikan peluang pelatihan kepada karyawan tertentu, terutama yang dianggap loyal atau dekat secara pribadi, sementara yang lain tidak diberikan kesempatan yang sama.

h. Menghambat Pelaporan dan Penanganan Penyalahgunaan Kekuasaan

Dalam organisasi yang sangat hierarkis, karyawan sering merasa sulit untuk melaporkan penyalahgunaan kekuasaan karena khawatir akan pembalasan atau tidak adanya perlindungan yang memadai. Pelaku di posisi kekuasaan dapat memanipulasi sistem pelaporan atau menekan orang-orang untuk tidak mengungkapkan tindakan mereka, yang semakin memperparah situasi. Contoh: Seorang karyawan yang enggan melaporkan pelecehan dari manajer mereka karena takut bahwa laporan tersebut akan diabaikan atau, lebih buruk lagi, mereka akan mendapatkan tindakan pembalasan.

Cara mencegah penyalahgunaan kekuasaan dalam hierarki:

a. Peningkatan Transparansi

Transparansi dalam pengambilan keputusan dan akses ke sumber daya bisa mengurangi risiko penyalahgunaan kekuasaan. Proses yang jelas dan terbuka memastikan bahwa kekuasaan tidak digunakan secara sembarangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun