h. Kurangnya Adaptasi terhadap Tren Sosial dan Budaya
Tren sosial dan budaya berubah seiring waktu, dan buku atau artikel sering kali menjadi sumber utama untuk memahami perubahan ini. Misalnya, perubahan pandangan tentang kesetaraan gender, hak asasi manusia, atau gerakan lingkungan sering kali dibahas dalam buku, artikel opini, atau jurnal akademis. Masyarakat yang tidak membaca akan kurang memahami konteks perubahan sosial ini dan mungkin lebih sulit menyesuaikan diri dengan tren-tren baru yang mendominasi kehidupan modern.
i. Miskin Pemahaman akan Literasi Media dan Informasi
Masyarakat yang jarang membaca juga cenderung kurang melek media, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh hoaks atau informasi palsu. Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, termasuk media cetak, televisi, dan internet. Membaca secara aktif, baik melalui buku, artikel, atau jurnal, membantu seseorang mengembangkan keterampilan literasi media yang penting untuk mengenali informasi yang valid dan terpercaya. Ketika minat baca rendah, kemampuan untuk membedakan fakta dari opini atau kebohongan pun berkurang, yang dapat menyebabkan disinformasi menyebar dengan lebih cepat.
j. Kurangnya Motivasi untuk Terus Belajar
Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mendorong diri sendiri terus belajar sepanjang hidup. Dengan minat baca yang rendah, seseorang mungkin merasa tidak perlu memperbarui pengetahuan atau belajar hal-hal baru setelah masa sekolah atau perguruan tinggi. Hal ini dapat menghambat mereka dalam mengembangkan diri, mengeksplorasi minat baru, atau berinovasi dalam karier dan kehidupan pribadi. Padahal, di era yang terus berubah, kemampuan untuk belajar sepanjang hayat adalah kunci untuk tetap relevan dan mampu bersaing.
Solusi untuk meningkatkan minat baca dan adaptasi terhadap perkembangan zaman:
a. Kampanye Literasi yang Lebih Kuat dan Menjangkau Semua Lapisan Masyarakat
Pemerintah dan organisasi non-profit bisa memulai kampanye literasi yang lebih luas, terutama di daerah-daerah terpencil dan pedesaan. Edukasi tentang pentingnya membaca dan bagaimana hal itu dapat memperkaya pengetahuan serta kemampuan adaptasi terhadap zaman perlu dipromosikan secara lebih intensif.
b. Penggunaan Teknologi sebagai Alat Literasi
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendorong minat baca, misalnya dengan menyediakan akses ke e-book, artikel, dan jurnal melalui aplikasi atau platform digital yang mudah diakses. Teknologi juga bisa digunakan untuk memperkenalkan bahan bacaan yang lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.