Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Wei tiba di ruang latihan, dia melihat Na berlatih dengan penuh konsentrasi. Gerakannya anggun dan penuh energi, seolah-olah dia sedang menari di atas panggung besar. Wei berdiri di ambang pintu, memperhatikan setiap detail.

"Bagus sekali, Li Na," katanya setelah Na selesai dengan gerakannya. "Anda benar-benar bekerja keras."

Na terkejut mendengar suara Wei dan segera berbalik. "Pak Wei! Terima kasih. Saya ingin memastikan saya siap untuk debut saya."

Wei melangkah masuk dan mendekati Na. "Saya melihat potensi besar dalam diri Anda, Na. Tapi saya juga melihat bahwa Anda bekerja terlalu keras. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan Anda."

Na tersenyum, merasakan perhatian Wei yang tulus. "Saya akan mengingatnya, Pak Wei. Terima kasih atas peringatannya."

Wei mengangguk dan kembali ke kantornya, meninggalkan Na dengan semangat yang semakin membara. Dia mulai merasa ada ikatan tak terlihat antara dirinya dan Na, sebuah perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Di ruang rapat, tim promosi Xingle Entertainment berkumpul. Mereka berdiskusi tentang strategi promosi untuk Li Na, membahas segala hal mulai dari iklan hingga penampilan di acara TV.

"Kita harus memastikan bahwa Li Na mendapatkan eksposur maksimal," kata Wang Jun, kepala divisi promosi. "Dia memiliki bakat luar biasa dan kita harus memanfaatkannya."

Wei mendengarkan dengan seksama, namun pikirannya kembali melayang pada momen-momen singkat yang dia habiskan dengan Na. Dia tahu bahwa ada lebih dari sekadar bisnis dalam hubungan mereka. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang dia belum sepenuhnya mengerti.

Setelah rapat selesai, Wei kembali ke kantornya dan duduk di kursinya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menghubungi Na.

"Li Na, bisa ke kantor saya sebentar?" kata Wei melalui interkom.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun