Saat Wei tiba di ruang latihan, dia melihat Na berlatih dengan penuh konsentrasi. Gerakannya anggun dan penuh energi, seolah-olah dia sedang menari di atas panggung besar. Wei berdiri di ambang pintu, memperhatikan setiap detail.
"Bagus sekali, Li Na," katanya setelah Na selesai dengan gerakannya. "Anda benar-benar bekerja keras."
Na terkejut mendengar suara Wei dan segera berbalik. "Pak Wei! Terima kasih. Saya ingin memastikan saya siap untuk debut saya."
Wei melangkah masuk dan mendekati Na. "Saya melihat potensi besar dalam diri Anda, Na. Tapi saya juga melihat bahwa Anda bekerja terlalu keras. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan Anda."
Na tersenyum, merasakan perhatian Wei yang tulus. "Saya akan mengingatnya, Pak Wei. Terima kasih atas peringatannya."
Wei mengangguk dan kembali ke kantornya, meninggalkan Na dengan semangat yang semakin membara. Dia mulai merasa ada ikatan tak terlihat antara dirinya dan Na, sebuah perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Di ruang rapat, tim promosi Xingle Entertainment berkumpul. Mereka berdiskusi tentang strategi promosi untuk Li Na, membahas segala hal mulai dari iklan hingga penampilan di acara TV.
"Kita harus memastikan bahwa Li Na mendapatkan eksposur maksimal," kata Wang Jun, kepala divisi promosi. "Dia memiliki bakat luar biasa dan kita harus memanfaatkannya."
Wei mendengarkan dengan seksama, namun pikirannya kembali melayang pada momen-momen singkat yang dia habiskan dengan Na. Dia tahu bahwa ada lebih dari sekadar bisnis dalam hubungan mereka. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang dia belum sepenuhnya mengerti.
Setelah rapat selesai, Wei kembali ke kantornya dan duduk di kursinya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan memutuskan untuk menghubungi Na.
"Li Na, bisa ke kantor saya sebentar?" kata Wei melalui interkom.