Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wei menatap Na dengan lembut. "Saya mengerti, Na. Saya juga merasakan hal yang sama. Kita berada di persimpangan yang sulit."

Na mengangguk. "Saya tidak ingin kehilangan Anda, tapi saya juga tidak ingin mengorbankan karier saya. Mungkin kita harus mengambil langkah mundur dan melihat bagaimana semuanya berjalan."

Wei merasakan kesedihan di hatinya, tetapi dia tahu bahwa Na benar. "Mungkin ini adalah keputusan terbaik untuk saat ini. Tapi saya ingin kamu tahu bahwa saya selalu mendukungmu, apa pun yang terjadi."

Na tersenyum lemah. "Terima kasih, Pak Wei. Saya juga selalu mendukung Anda."

Mereka saling berpelukan, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang datang dari kebersamaan mereka. Meskipun mereka memutuskan untuk menjaga jarak untuk sementara waktu, cinta dan dukungan mereka tetap kuat.

Chapter 7 berakhir dengan Wei dan Na yang berdiri di persimpangan jalan, menghadapi pilihan sulit antara cinta dan karier. Mereka memutuskan untuk fokus pada tujuan mereka masing-masing, tetapi perasaan mereka satu sama lain tetap ada di hati. Dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, mereka berjanji untuk selalu mendukung dan menghargai satu sama lain, apa pun yang terjadi.

Chapter 8: Persimpangan Takdir

Beberapa minggu setelah pertemuan di taman, kehidupan kembali berjalan seperti biasa di Xingle Entertainment. Li Na sibuk dengan proyek film musikalnya, sementara Chen Wei terbenam dalam berbagai urusan bisnis. Namun, di balik kesibukan itu, ada sesuatu yang mengejutkan yang menunggu Wei.

Suatu malam, Wei menerima telepon dari ibunya. "Wei, ada sesuatu yang penting yang perlu kita bicarakan. Bisa kamu datang ke rumah malam ini?" tanya ibunya dengan suara serius.

Wei merasa ada yang tidak beres. Ibunya jarang memintanya pulang mendadak. "Tentu, Bu. Saya akan segera ke sana."

Sesampainya di rumah, Wei disambut oleh kedua orang tuanya dengan wajah tegang. Di ruang tamu, ada seorang pria paruh baya yang tampak berwibawa, yaitu Tuan Li, seorang teman lama keluarga mereka.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun