Wei menatap Na dengan lembut. "Saya mengerti, Na. Saya juga merasakan hal yang sama. Kita berada di persimpangan yang sulit."
Na mengangguk. "Saya tidak ingin kehilangan Anda, tapi saya juga tidak ingin mengorbankan karier saya. Mungkin kita harus mengambil langkah mundur dan melihat bagaimana semuanya berjalan."
Wei merasakan kesedihan di hatinya, tetapi dia tahu bahwa Na benar. "Mungkin ini adalah keputusan terbaik untuk saat ini. Tapi saya ingin kamu tahu bahwa saya selalu mendukungmu, apa pun yang terjadi."
Na tersenyum lemah. "Terima kasih, Pak Wei. Saya juga selalu mendukung Anda."
Mereka saling berpelukan, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang datang dari kebersamaan mereka. Meskipun mereka memutuskan untuk menjaga jarak untuk sementara waktu, cinta dan dukungan mereka tetap kuat.
Chapter 7 berakhir dengan Wei dan Na yang berdiri di persimpangan jalan, menghadapi pilihan sulit antara cinta dan karier. Mereka memutuskan untuk fokus pada tujuan mereka masing-masing, tetapi perasaan mereka satu sama lain tetap ada di hati. Dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, mereka berjanji untuk selalu mendukung dan menghargai satu sama lain, apa pun yang terjadi.
Chapter 8: Persimpangan Takdir
Beberapa minggu setelah pertemuan di taman, kehidupan kembali berjalan seperti biasa di Xingle Entertainment. Li Na sibuk dengan proyek film musikalnya, sementara Chen Wei terbenam dalam berbagai urusan bisnis. Namun, di balik kesibukan itu, ada sesuatu yang mengejutkan yang menunggu Wei.
Suatu malam, Wei menerima telepon dari ibunya. "Wei, ada sesuatu yang penting yang perlu kita bicarakan. Bisa kamu datang ke rumah malam ini?" tanya ibunya dengan suara serius.
Wei merasa ada yang tidak beres. Ibunya jarang memintanya pulang mendadak. "Tentu, Bu. Saya akan segera ke sana."
Sesampainya di rumah, Wei disambut oleh kedua orang tuanya dengan wajah tegang. Di ruang tamu, ada seorang pria paruh baya yang tampak berwibawa, yaitu Tuan Li, seorang teman lama keluarga mereka.