Na tersenyum lembut. "Pak Wei, saya hanya ingin kamu bahagia. Apapun keputusanmu nanti, saya akan mendukungmu."
Wei mengangguk. "Aku tahu. Dan aku sangat berterima kasih atas itu."
Mereka berdua duduk dalam keheningan sejenak, merenungkan langkah yang akan mereka ambil selanjutnya. Wei merasa tegang, karena dia tahu bahwa keputusannya akan mempengaruhi banyak hal dalam hidupnya dan juga hubungannya dengan Na.
Akhirnya, Wei mengambil nafas dalam-dalam dan memulai. "Na, setelah memikirkan semuanya dengan matang, aku telah membuat keputusan. Aku akan menghormati perjanjian keluarga ini."
Na menatapnya dengan terkejut. "Pak Wei..."
Wei segera menambahkan, "Tapi itu tidak berarti aku akan menyerah begitu saja. Aku akan mencoba mencari cara untuk memastikan bahwa kebahagiaanku dan kelangsungan bisnisku tidak terluka."
Na mengangguk mengerti. "Aku mengerti. Ini adalah keputusan yang sulit, dan aku menghormati pilihanmu. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu."
Mereka duduk bersama dalam keheningan, merasakan beratnya keputusan yang baru saja diambil Wei. Namun, di tengah-tengah semua itu, mereka merasa lega bahwa mereka masih bisa saling mendukung.
Beberapa minggu berlalu, Wei dan keluarganya memulai persiapan untuk pernikahan dengan calon yang dipilih oleh keluarga Li. Meskipun terkadang dia merasa hampa, Wei berusaha tetap menjalani hari-harinya dengan semangat. Dia mengetahui bahwa ini adalah komitmen yang harus dia lakukan, meskipun hatinya berdebar-debar dengan rasa penyesalan terhadap apa yang dia korbankan.
Sementara itu, Na terus fokus pada karier musik dan aktingnya. Dia berusaha untuk tidak terlalu terpengaruh oleh peristiwa yang mengubah hidup Wei. Namun, setiap kali dia mendengar berita tentang pernikahan yang akan datang, dia merasa sesak di dada.
Suatu malam, Wei mengunjungi Na di rumahnya. Mereka duduk bersama di teras, menatap bintang-bintang di langit malam.