Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Romansa Presdir: Antara Bisnis dan Cinta

16 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:29 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asistennya, Zhang Li, membuka pintu dan melangkah masuk. "Pak Wei, artis baru yang akan kita promosikan telah tiba. Namanya Li Na. Anda ingin bertemu dengannya sekarang?"

Wei mengangguk tanpa banyak berpikir. "Bawa dia masuk."

Tak lama kemudian, seorang wanita muda dengan rambut panjang berwarna hitam mengilap dan mata yang berbinar penuh semangat masuk ke ruangan. Dia mengenakan gaun sederhana namun anggun, yang menonjolkan kesan elegan dan alami. Li Na tampak sedikit gugup, namun senyumnya yang tulus membuatnya terlihat sangat menawan.

"Selamat pagi, Pak Wei. Terima kasih telah memberi saya kesempatan ini," kata Li Na sambil membungkuk hormat.

Wei menatapnya dengan tajam, mencoba menilai potensi yang dimiliki oleh wanita muda di hadapannya. "Selamat datang di Xingle Entertainment, Li Na. Saya berharap banyak dari Anda. Xingle bukanlah tempat untuk setengah-setengah. Anda harus memberikan yang terbaik."

Na mengangguk dengan penuh keyakinan. "Saya mengerti, Pak Wei. Saya akan bekerja keras untuk memenuhi harapan Anda dan membanggakan perusahaan ini."

Setelah beberapa menit percakapan formal, Wei mengakhiri pertemuan itu dan mempersilakan Na untuk mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. Saat Na meninggalkan ruangan, Wei tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan betapa berbeda auranya dibandingkan dengan artis-artis lain yang pernah ia temui.

Hari-hari berikutnya, Li Na mulai menjalani rutinitas latihan dan persiapan yang ketat. Dia berlatih vokal, menari, dan berakting dengan penuh dedikasi. Setiap kali Wei memeriksa perkembangan Na, dia selalu terkesan dengan kerja keras dan semangat yang ditunjukkan oleh wanita muda itu. Meskipun demikian, Wei tetap menjaga jarak, tetap mempertahankan profesionalismenya sebagai CEO.

Namun, suatu malam, ketika Wei sedang bekerja lembur di kantornya, dia mendengar suara merdu yang berasal dari ruang latihan. Penasaran, dia berjalan menuju suara itu dan menemukan Li Na sedang berlatih sendirian, menyanyikan sebuah lagu dengan penuh perasaan. Suaranya yang lembut dan penuh emosi seakan-akan menceritakan kisah hidupnya.

Wei terpaku di ambang pintu, mendengarkan setiap nada yang keluar dari bibir Na. Tanpa disadari, hatinya mulai tersentuh oleh keindahan dan ketulusan suara Na. Dia menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar potensi bisnis dalam diri Li Na. Ada sesuatu yang murni dan tulus, sesuatu yang selama ini ia abaikan.

Ketika Na selesai menyanyi, dia terkejut melihat Wei berdiri di sana, memperhatikannya dengan penuh minat. "Pak Wei, saya tidak tahu Anda di sini. Saya minta maaf jika saya mengganggu."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun