Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Bayang-Bayang Kekuasaan: Kebangkitan Banteng di Luar Arena

29 Februari 2024   15:37 Diperbarui: 29 Februari 2024   15:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suaramuslim.net/Ilustrasi oposisi. (Ils: ciputrauceo.net) 

Diskusi berlangsung alot. Para petinggi menyampaikan beragam pendapat, pro dan kontra terhadap pilihan menjadi oposisi. Namun, di akhir rapat, keputusan diambil. Partai Banteng secara resmi menyatakan diri sebagai oposisi.

"Keputusan ini tidaklah mudah," kata Watimaga setelah rapat selesai. "Tapi, ini adalah langkah awal yang harus kita ambil. Banteng akan bangkit kembali. Mari kita tunjukkan bahwa kekalahan ini bukanlah titik akhir, melainkan awal dari perjuangan baru."

Para petinggi beranjak dari kursi mereka, raut muka mereka lebih tegar dibandingkan di awal rapat. Di luar sana, tantangan sebagai oposisi sudah menanti. Perjuangan mereka baru saja dimulai, dan mereka bertekad untuk membuktikan bahwa Banteng, meskipun terluka, masih memiliki taring untuk mengaum.

Bab 3: Bisikan dari Lawan dan Godaan dari Dalam

Sejak Partai Banteng menyatakan diri sebagai oposisi, gonjang-ganjing mulai terjadi. Media massa dipenuhi dengan pemberitaan miring, menuduh Banteng tidak bisa menerima kekalahan dan berniat mengacaukan pemerintahan. Serangan ini tak hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam.

Di sebuah restoran mewah, pertemuan rahasia tengah berlangsung. Yono, salah satu petinggi senior Banteng yang dikenal ambisius, berbincang dengan Hasan, menteri kabinet Garuda yang dikenal lihai berpolitik.

"Bagaimana, Pak Yono? Tertarik dengan tawaran kami?" tanya Hasan, senyum tipis terukir di wajahnya.

Yono mengaduk-aduk minumannya, matanya menatap ke luar jendela dengan tatapan merenung. Kekalahan Banteng membuatnya frustrasi, dan tawaran Hasan seolah menjadi jalan keluar. Koalisi Garuda menawarkan Yono posisi strategis di kabinet jika ia bersedia membelot dan membawa sebagian anggota Banteng ke koalisi mereka.

"Saya masih loyal pada Banteng, Pak Hasan," jawab Yono akhirnya, suaranya bernada ragu-ragu.

"Loyalitas? Di dunia politik, Pak Yono, kesetiaan tidak selalu membuahkan hasil," sanggah Hasan, nada bicaranya penuh tekanan. "Lihatlah Banteng sekarang. Apa gunanya loyalitas jika hanya membawa pada kegagalan?"

Yono terdiam. Kata-kata Hasan menusuk hatinya. Ia tergoda dengan tawaran itu, namun hatinya masih terbelenggu oleh janji kesetiaannya pada Banteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun