Bab 6: Dilema di Ruang Sidang
Hari pembahasan RUU kontroversial di DPR akhirnya tiba. Suasana di ruang sidang penuh dengan ketegangan. Para anggota dewan dari berbagai fraksi silih berganti menyampaikan pandangan mereka. Di antara keriuhan tersebut, mata semua tertuju pada fraksi Banteng, yang selama ini menjadi oposisi vokal terhadap RUU tersebut.
Watimaga, duduk tegak di kursinya, mengamati fraksinya dengan seksama. Kegelisahan menyelimuti hatinya, mengingat informasi yang ia dapatkan dari penyelidikan internal: ada potensi beberapa anggota tergoda oleh rayuan Koalisi Garuda.
Giliran fraksi Banteng menyampaikan pandangan. Harun, anggota senior yang dikenal vokal, berdiri tegak dan dengan lantang menyampaikan penolakan terhadap RUU tersebut. Argumennya runtut dan logis, didukung oleh data yang akurat. Tepuk tangan dari para aktivis dan pengunjung sidang mengiringi orasinya.
Namun, saat Harun selesai berbicara, hal yang tak terduga terjadi. Yono, yang selama ini diam seribu bahasa, tiba-tiba angkat bicara. Suasana hening seketika.
"Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pandangan Pak Harun," kata Yono, suaranya bergetar. "Meski ada beberapa poin yang merugikan, RUU ini juga memiliki aspek positif yang perlu dipertimbangkan."
Para anggota fraksi Banteng dan pengunjung sidang saling berbisik-bisik, terkejut dengan pernyataan Yono yang berseberangan dengan pendirian partai. Watimaga menatap Yono dengan tatapan kecewa dan tak percaya.
Yono melanjutkan orasinya, menyampaikan beberapa poin positif RUU tersebut yang seolah-olah membenarkan argumen Koalisi Garuda. Ketegangan semakin memuncak.
Setelah Yono selesai berbicara, debat kusir pun terjadi. Fraksi pendukung RUU bersorak sorai, sementara fraksi penentang semakin geram. Harun mencoba membantah argumen Yono, namun suaranya tenggelam di tengah keriuhan ruang sidang.
Hingga akhirnya, voting pun digelar. Suasana hening mencekam saat ketua DPR mengumumkan hasil. RUU tersebut lolos dengan selisih suara yang tipis. Kekecewaan terpancar di wajah para aktivis dan pendukung Banteng.
Di luar ruang sidang, Watimaga dan para anggota fraksi Banteng berkumpul. Wajah mereka muram, mencerminkan kekalahan dan kekecewaan.