"Saya ingin memberi tahu sesuatu," lanjut Yono. "Koalisi Garuda sedang merencanakan kecurangan dalam pemilu mendatang."
Yono menceritakan detail rencana curang tersebut, yang melibatkan manipulasi data pemilih dan penggelembungan suara. Watimaga mendengarkan dengan seksama, pikirannya berlarian memikirkan kebenaran informasi tersebut.
"Mengapa Anda mau memberitahu saya?" tanya Watimaga, tatapannya penuh selidik.
"Saya sudah lelah hidup dalam kebohongan dan penyesalan," jawab Yono, air mata mulai berkaca-kaca. "Saya ingin menebus kesalahan saya, meski terlambat."
Watimaga terdiam, hatinya diliputi perasaan campur aduk. Ia masih ragu, namun informasi yang diberikan Yono cukup detail dan meyakinkan.
Usai pertemuan itu, Watimaga segera mengumpulkan tim inti partainya. Ia menyampaikan informasi yang didapatkan dari Yono dan mendiskusikan langkah yang harus diambil. Mereka memutuskan untuk melaporkan rencana curang tersebut kepada pihak berwajib dan terus mengumpulkan bukti-bukti.
Pemilu pun digelar. Proses pemungutan suara berlangsung dengan lancar, meski diwarnai sedikit ketegangan. Hari pencoblosan usai, suasana markas Banteng kembali dipenuhi dengan ketegangan saat mereka menanti hasil perhitungan suara.
Hari pengumuman hasil pemilu tiba. Seluruh rakyat Indonesia menanti dengan penuh harap. Suasana di markas Banteng hening mencekam saat ketua KPU mengumumkan hasil akhir pemilu.
"Berdasarkan perhitungan suara yang sah, Partai Banteng keluar sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara terbanyak," kata ketua KPU, suaranya lantang.
Sorak sorai dan tangis haru pecah di markas Banteng. Kemenangan ini terasa spesial karena diraih melalui perjuangan yang berat dan penuh rintangan.
Di tengah perayaan kemenangan, Watimaga tak lupa melihat ke arah pintu masuk. Tak lama kemudian, Yono masuk dengan wajah pucat dan gugup. Para anggota Banteng menatapnya dengan tatapan penuh selidik.