Watimaga mengumpulkan seluruh anggota fraksi. Wajahnya tegang, namun sorot matanya memancarkan tekad yang kuat.
"Kita baru saja mengalami kekalahan yang pahit," katanya, suaranya lugas. "Namun, ini bukan akhir dari perjuangan kita. Kita harus belajar dari kesalahan dan kembali bangkit lebih kuat."
Para anggota fraksi terdiam, mendengarkan dengan seksama.
"Pengkhianatan Yono memang menyakitkan," lanjut Watimaga. "Tapi, itu menjadi pelajaran berharga bagi kita agar lebih selektif dan waspada terhadap orang-orang di sekitar kita."
Diskusi berlanjut, membahas langkah-langkah untuk membenahi internal partai. Keputusan diambil untuk melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk restrukturisasi fraksi dan peningkatan program kaderisasi.
Sementara itu, di luar markas Banteng, badai kritik dan tudingan terus menerpa. Media massa ramai memberitakan pengkhianatan Yono, yang dianggap sebagai bukti ketidakmampuan Banteng dalam menjaga soliditas partainya. Namun, Banteng tak gentar. Mereka fokus pada pembenahan internal dan memperkuat program kerjanya sebagai oposisi yang konstruktif.
Bulan-bulan berlalu, Banteng mulai menunjukkan tanduknya. Mereka gencar menyuarakan aspirasi rakyat yang terdampak RUU kontroversial. Melalui gerakan advokasi dan demonstrasi damai, mereka terus mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan.
Dalam sebuah konferensi pers, Watimaga menyampaikan tuntutan agar pemerintah mencabut RUU tersebut dan melibatkan partisipasi publik dalam proses legislasi.
"Pemerintah harus bertanggung jawab atas dampak negatif RUU ini," kata Watimaga, suaranya lantang dan tegas. "Kita mendesak pemerintah untuk segera mencabutnya dan melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan penting."
Perjuangan Banteng membuahkan hasil. Semakin banyak masyarakat yang sadar akan dampak negatif RUU tersebut. Gerakan penolakan pun semakin masif, didukung oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, aktivis, dan LSM.
Di Istana Negara, Presiden Prabowo dan para petinggi Koalisi Garuda memantau perkembangan situasi dengan cemas. RUU yang mereka perjuangkan justru memicu gelombang penolakan yang masif.