Satu orang mengemudi, dua lainnya menyarangkan pipa
paralon ke tumpukan batu bara. Itulah satu-satunya 'pajak'
yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat kecil di daerah
kami. Selebihnya tidak tahu menguap ke mana.
Isu yang sampai pada anak-anak pulau itu tak kalah ganjil.
Konon, si ahli makam tidak bisa mati sebelum "Untalan",
telanan ilmu hitam yang dikandung jasadnya belum ada yang
bersedia menyambutnya. Dalam rangka keberlanjutan ilmu
itulah mereka datang. Tapi merasa malu dan segan pada kami.
Mereka bukanlah anak-anak yang berpendidikan cukup.
Mereka miskin dan laut tidak memberikan hasil seperti