sambil berdesakan sampai juga sang badan di kebun belakang istana
tempat baginda menyalurkan hobinya menyantuni margasatwa.
Langsung ia menggelesot di padang rumput
memandang sekilas kerlipan bintang terakhir yang semaput.
Di kebun sebelah, berpagar pohon segala buah
ditingkah gending yang tak berubah sejak zaman mpu gandring
terdengar suara-suara manja merayu
dari sisa waktu yang makin kuyu
tawa dalam yang lepas bebas
dari nadi malam yang mulai kebas.
Embun mulai merepih sepanjang area kebun
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!