tersesat dalam sebuah negeri yang penuh demonstrasi
karnaval dan perayaan, jargon dan tanda merah
memenuhi separoh penanggalan
penduduknya selalu gembira tanpa alasan
hobi merayakan kemenangan-kemenangan
yang belum sempat dilakukan nenek moyang.
Tiap minggu sejumlah orang diundang ke istana
demi menerima tanda jasa, kenaikan pangkat
atau sekedar mengahadiri pesta kebun seorang bangsat.
Maka demikianlah, pada suatu malam yang riang
ketika purnama baru mengerosong dari himpitan awan hitam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!