Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti Madya di SegiPan (Serikat Garda Intelektual Pemuda Analisis Nasionalisme)

Tertarik dengan kajian kebijakan publik dan tata pemerintahan serta suka minum kopi sambil mengamati dengan mencoba membaca yang tidak terlihat dari kejadian-kejadian politik Indonesia. Sruput... Kopi ne...!?

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Skenario Menguasai Sumber Kekayaan Indonesia pada 2024 dengan Mengambil Kekuasaan Lewat Pemilu

22 September 2022   07:18 Diperbarui: 22 September 2022   07:42 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari lanjut memahami Sainte Lague Murni, dimana angka 130.530,211 seperti diatas ini adalah ambang batas suara minimal bagi seluruh partai yang menjadi kontestan atau peserta Pemilu untuk mendapatkan satu kursi. 

Tapi untuk mendapatkan dua kursi harus dikali 3, yakni 130.530 x 3 = 391.590, artinya jika menargetkan dua kursi dalam satu dapil harus punya 391.590 suara sebab ketika dibagi 3 masih 130.530, yakni masih mencapai ambang batas minimal suara untuk satu kursi. 

Misal menargetkan 3 kursi maka dikalikan 5, yakni 652.651 sebab ketika dibagi 5 masih 130.530, begitu seterusnya menargetkan berapapun kursi yang ingin diperoleh maka harus punya suara kelipatan denominator dari ambang batas suara minimal.

Sebenarnya harga satu kursi di Sainte Lague yakni 130.530 x 2 = 261.060, artinya 261.060 adalah 100% harga satu kursi sedangkan 130.530 adalah separuh atau 50% harga satu kursi. Jadi misalkan menargetkan 4 kursi tidak perlu kelipatan 4 cukup kali 3 ditambah 1, yakni 261.060 harga kursi penuh dikali 3 yakni 783.180 ditambah 1 atau 130.530 jadi total 913.710, maka ketika 913.710 dibagi 7 yakni 130.530, dimana 7 adalah denominator kursi ke 4 dimana kursi sebelum totalnya sudah dapat 3, maka 3x2+1=7. 

Jadi saya rasa bisa dipahami harga satu kursi penuh atau 100% dan separuh harga satu kursi penuh atau 50%, atau pembagi terbesar pada total kuota kursi di dapil dengan total suara sah di dapil adalah 50% harga satu kursi penuh atau ambang batas suara minimal untuk dapat satu kursi. 

Bisa dipahami juga rata-rata tertinggi harga satu kursi yakni dari total suara sah satu dapil dibagi kuota kursi adalah harga satu kursi penuh, dan separuh dari itu adalah ambang batas suara minimal untuk dapat satu kursi.

Maka dalam sistem Sainte Lague ada hukum "persentase suara minimal yang diperlukan untuk memperoleh kursi di parlemen yakni 50% dari harga satu kursi penuh" yakni dari metode pembagi terbesar. Sebenarnya dalam sistem Kuota Hare juga berlaku demikian, misalkan menargetkan 2 kursi tidak perlu harus punya suara sah memenuhi dua kursi penuh atau dua kali BPP, cukup satu BPP atau kursi penuh ditambah separuh BPP.

Artinya, dalam sistem proporsional mau itu memakai Kuota Hare atau Sainte Lague untuk mendapatkan satu kursi diawal tidak perlu kursi penuh yakni sesuai rata-rata tertinggi satu kursi atau memenuhi BPP, cukup separuh dari itu bisa dipastikan dapat satu kursi, hasil akhir Sainte Lague dan Kuota Hare tidak jauh berbeda walaupun Sainte Lague lebih mahal yang artinya lebih proporsional daripada Kuota Hare. 

Dalam Kuota Hare partai yang memenuhi BPP otomatis dapat kursi berlaku kelipatan, untuk memenuhi kuota alokasi kursi satu dapil, partai yang punya sisa suara tertinggi (suara yang tidak mencapai BPP) akan dapat distribusi kursi yang secara umum partai tersebut punya suara minimal diatas 50% dari BPP sampai kuota kursi teralokasi semua. 

Dalam Sainte Lague juga semacam itu sebenarnya, cuman kursi ditentukan dari rata-rata tertinggi setelah dibagi dengan denominator, yang untuk mendapatkan satu kursi untuk alokasi terakhir biasanya partai tersebut minimal punya separuh atau 50% dari rata-rata tertinggi harga satu kursi, begitu seterusnya sampai kouta kursi satu dapil tersebut teralokasikan semua.

Sebenarnya Kuota Hare sama dengan Sainte Lague, untuk menargetkan dua kursi misalnya maka separuh harga satu kursi tersebut dikali 3 untuk kursi kedua, sebab ketika dibagi tiga sama tinggal separuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun