anaknya dengan perempuan lain sampai akhirnya ia mendapatkan cucu laki-laki (bukan hanya
memiliki cucu perempuan). Sistem patrilineal menciptakan budaya patriarki sebagai sebuah sistem
struktur dan praktik sosisal, di mana laki-laki mendominasi dan di sisi lain mengeksploitasi perempuan. Keberadaan perempuan dalam suku Batak dikatakan tidak berdiri secara utuh, tetapi
justru melekat pada laki-laki.Â
Suku penganut budaya patriarki seperti suku Batak menunjukkan sikap yang cenderung
tidak adil terhadap kaum perempuan atau wanita. Padahal, perempuan atau wanita (boru) adalah
penglahir peradaban. Gerakan perjuangan keadilan gender disampaikan bukan berarti menuntut
kesamaan hak dan status antara laki-laki dengan perempuan melainkan hanya mengharapkan
adanya perubahan penganggapan yang merendahkan kaum perempuan agar tercipta suatu
kebudayaan yang adil terhadap laki-laki dan perempuan, terlepas dari apa pun sukunya tanpa
menentang budaya yang dimaksud.