AKU: Bohong kau, kau sudah merencanakan semua ini, sehingga aku mabuk, sementara kau tidak.
HARIS: Aku tidak serendah itu, aku mengenalmu cukup lama, sudah enam tahun kita kenal, masa SMP yang kita selalu ingat, lalu masa SMA yang paling menyenangkan buat kita, aku selalu ada buatmu ketika kau rapuh.
AKU : Kau memanfaatkan aku.
AKU SEMAKIN KESETANAN, DIA TERUS BERGERAK MEMUKUL HARIS DENGAN APA SAJA YANG DILIHATKU, BAHKAN AKU TERUS MELEMPARNYA, HARIS BERUSAHA MENGHINDAR.
BELINDA MUNCUL HANYA TERDIAM DI SISI RANJANG, DIA TAMPAK MELIHAT KEHEBOHAN KAMI BERDUA.
HARIS: Dengar, dengarkan aku, berapa kali kau dikecewakan laki-laki? Berapa kali kau peluk aku sebagai tiang penyanggamu? Berapa kali kau menangis di hadapanku? Berapa kali? Kalau aku memanfaatkanmu, sudah kulakukan sejak lima tahun lalu, sejak pertama kali kau dinistakan dan dicampakkan, dan hari ini aku benar-benar tidak mengerti, semuanya berjalan begitu saja.
AKU: (BERTERIAK KERAS) Keluar Haris, keluar Haris! Keluar!
HARIS: Tidak, aku tidak akan keluar sebelum masalah ini clear, jangan anggap aku memanfaatkanmu, aku benci tuduhanmu, aku hanya mengajakmu minum karena aku tahu kau sedang mengalami masalah rumit, dan ini bukan hari pertama kita minum, kita sering minum di hari-hari sebelumnya.
AKU : (BERTERIAK KERAS) Keluar! Aku membencimu.
HARIS: Tidak, aku tidak akan keluar sebelum kau minta maaf atas tuduhanmu.
AKU: Bangsat kau, sengaja kau memaksamu agar memaafkanmu, biar kita melakukan kembali setelah ini, lantas aku bisa jatuh cinta kepadamu, dan kita akan menikah.